TEMPO.CO, Jakarta - Gerakan Alumni UI (Universitas Indonesia) untuk Joko Widodo - Ma'ruf Amin menegaskan akan mengawal pelantikan Presiden dan Wakil Presiden pada 20 Oktober 2019.
Pernyataan sikap Gerakan Alumni UI ini muncul setelah demonstrasi mahasiswa dan pelajar yang berujung kerusuhan dalam sepekan terakhir. Demonstrasi dipicu penolakan revisi UU KPK dan sejumlah rancangan undang-undang lainnya.
Fajar Soeharto, Ketua Gerakan Alumni UI untuk Jokowi - Ma'ruf Amin, menyatakan alukni kerap berkomunikasi dengan mahasiswa UI lewat BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) soal demonstrasi 23-24 September 2019.
Para alumni mengingatkan mahasiswa UI agar tetap mengedepankan argumen dan tak melanggar hukum serta konstitusi.
"Jangan bakar-bakar, jangan rusak sana-sana, jangan buat masyarakat resah. Buat simpati ke masyarakat. Kalau mau buat gerakan jangan sampai begitu (merusak). Terserah kalau mau beda pendapat," kata Fajar dalam acara itu di Plaza Senayan, Jakarta Pusat, hari ini, Rabu, 2 Oktober 2019.
Pernyataan sikap dihadiri puluhan alumni UI. Mereka mengenakan kaos oblong kuning lalu membuka acara dengan membacakan manifesto.
Acara tersebut pun dihadiri oleh komposer Addie M.S. Dia menjadi dirijen lagu Indonesia Raya yang dinyanyikan pada awal acara.
Fajar menuturkan Gerakan Alumni UI mengimbau semua pihak, termasuk kalangan UI dan alumni lainnya, untuk menghormati dan mematuhi proses demokrasi. Maka kegiatan unjuk rasa di muka umum wajib mematuhi aturan.
"Segala bentuk upaya pengingkaran proses demokrasi yang konstitusional adalah tindakan yang tidak sah, tercela, dan kami sangat menentangnya," ucapnya.
Anggota Gerakan Alumni UI Toto Sugito menerangkan bahwa semula disepakati kelompok pendukung Jokowi - Ma'ruf Amin tersebut tak muncul lagi setelah Pemilu 2019. Namun serangkaian demonstrasi yang kian masif belakangan ini membuat mereka kembali bersuara.
Toto menegaskan alumni UI tak mengharamkan protes dengan cara demonstrasi. Tapi protes mestinya dilakukan secara santun dan tetap dalam koridor hukum. "Hal ini yang mulai sedikit dilanggar belakangan."