TEMPO.CO, Jakarta - Tentara Nasional Indonesia (TNI) mengerahkan sebanyak 6.000 personel untuk mengamankan pelantikan anggota DPR/MPR RI pada Selasa, 1 Oktober 2019. "Pengamanan di Gedung DPR/MPR kami pertebal agar tidak ada masyarakat yang masuk sembarangan," kata Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto seusai Apel Pengamanan Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Senin, 30 September 2019.
Untuk pengamanan pelantikan presiden dan wakil presiden pada 20 Oktober 2019, TNI mengerahkan sekitar 8.500 personel. "Pengamanan di Gedung DPR/MPR kami pertebal agar tidak ada masyarakat yang masuk sembarangan."
Pengamanan dilakukan tidak hanya di Gedung DPR/MPR RI, tetapi personel dikerahkan untuk menjaga Istana Negara dan sentra-sentra perekonomian, seperti Glodok, agar masyarakat merasa aman dan nyaman.
Wilayah-wilayah yang menjadi pusat pengamanan TNI di sekitar Gedung DPR/MPR, antara lain, pintu utama DPR/MPR, Pejompongan, perempatan Slipi, Palmerah, Petamburan, Ladokgi di kawasan Bendungan Hilir, pintu belakang Gedung DPR/MPR, dekat lapangan tembak. Pengamanan di Palmerah fokus pada kawasan dekat stasiun lantaran di wilayah itu ada pintu masuk yang menuju masjid DPR/MPR. "Kami perbanyak pasukan TNI/Polri agar masyarakat yang unjuk rasa juga tidak membawa batu," kata Panglima.
TNI menyiapkan helikopter di Gedung DPR/MPR untuk penjagaan insidental. "Mudah-mudahan pelantikan anggota DPR/MPR dan pelantikan presiden dan wakil presiden berjalan lancar."