INFO NASIONAL — Eurasia memiliki potensi yang besar untuk memainkan peran penting dalam perekonomian global karena berkontribusi 66 persen dari perekonomian dunia dan mendominasi tenaga kerja dunia. Perkembangan tenaga kerja di Eropa-Asia tentunya akan mempengaruhi produktivitas tenaga kerja dunia secara signifikan. Untuk itu, pengembangan SDM awal menjadi salah satu hal yang paling penting untuk memastikan produktivitas dan angkatan kerja yang berkualitas.
“Untuk mewujudkan tujuan tersebut, Indonesia perlu memperkuat kolaborasi di antara negara-negara Eurasia melalui pengakuan terhadap sertifikasi profesi secara universal, kemitraan lembaga pendidikan, seperti pertukaran dosen, guru, atau siswa, kolaborasi penelitian di antara lembaga penelitian Eurasia, serta pelatihan dan pemagangan antarnegara,” ujar Menteri PPN/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro, dalam acara Human Capital for New Eurasia dalam rangkaian Eastern Economic Forum, di Vladivostok, Rabu, 4 Agustus 2019.
Di era digital, tantangan yang akan dihadapi Indonesia adalah menyiapkan tenaga kerja dengan keterampilan yang tepat. Untuk memenuhi kebutuhan SDM yang berkualitas dalam jumlah yang cukup, Indonesia perlu mengembangkan pasar keuangan dalam hal akses dan melakukan perantara, mendorong iklim usaha, dan peraturan adaptif dalam mendukung pengembangan inovasi, dan memastikan tenaga kerja yang diperlukan Indonesia menguasai keterampilan khusus daripada keterampilan rutin.
Beberapa tantangan lainnya yang dihadapi Indonesia adalah Angka Partisipasi Sekolah (APS) yang tinggi, namun kualitas pendidikan sangat rendah. Selain itu, keahlian dasar tenaga kerja di Indonesia juga sangat rendah, bila dibandingkan antara tenaga kerja lulusan pendidikan tinggi di Indonesia dengan lulusan SMA dan SMP di Denmark.
Untuk menghadapi tantangan tersebut, pemerintah Indonesia telah menyiapkan kebijakan untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas produktivitas tenaga kerja sekaligus melindungi tenaga kerja dengan menyiapkan kebutuhan dasar, seperti kesehatan dan pendidikan untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja untuk industri 4.0 serta meningkatkan keterampilan, keahlian, dan daya saing tenaga kerja.
“Untuk meningkatkan keterampilan tenaga kerja di era digital, pemerintah Indonesia sedang mempersiapkan untuk meningkatkan kurikulum pelatihan untuk soft skills dan hard skills yang terkait dengan industri 4.0, mendorong pelatihan kejuruan berbasis kompetensi dan program magang, serta meningkatkan kualifikasi, persyaratan, dan operasi lembaga sertifikasi profesional di semua negara Eropa-Asia,” kata Menteri Bambang. (*)