TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto sepakat dengan tudingan Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko, yang menyebut bahwa tokoh separatis Papua, Benny Wenda, mendalangi kerusuhan di Papua dan Papua Barat.
"Saya kira benar Benny Wenda adalah bagian dari konspirasi untuk masalah ini," kata Wiranto di kantornya, Jakarta Pusat pada Senin, 2 September 2019.
Maka dari itu, kata Wiranto, pemerintah harus melawan dengan kebenaran dan fakta ihwal pernyataan Benny selama ini. "Biasanya provokasi yang tidak benar dan menyesatkan hanya dapat dibantah dengan fakta," ujar dia.
Wiranto juga menuding Benny telah memberikan informasi palsu di luar Indonesia yang mengatakan bahwa Indonesia tidak pernah peduli dengan Papua dan Papua Barat.
"Seakan kami menelantarkan, banyak pelanggaran HAM setiap hari. Penyiksaan, pembunuhan, tetapi itu semua kan tidak mungkin," ujar Wiranto.
Wiranto mengajak masyarakat Indonesia bersatu melawan Benny. Ia mengklaim Papua telah mengalami kemajuan di bidang pembangunan.
Sebelumnya, Moeldoko secara terang-terangan menuding Benny sebagai biang perusuh di Papua dan Papua Barat. "Ya jelas toh. Jelas Benny Wenda itu," kata Moeldoko di Gedung Bina Graha, Jakarta, Senin, 2 September 2019.
Sebagai informasi, Benny merupakan Ketua Gerakan Pembebasan Bersatu untuk Papua Barat. Ia didakwa atas tuduhan mengerahkan massa untuk membakar kantor polisi pada 2002, Benny kabur dari penjara di tengah proses persidangan.
Ketua Dewan Musyawarah Masyarakat Koteka itu mencari suaka politik dari Inggris pada 2003. Dia mengaku akan pulang dan memimpin Papua jika ada agenda referendum.
Ia sebelumnya mengeluarkan surat edaran yang berisi instruksi agar rakyat Papua tak mengikuti upacara kemerdekaan 17 Agustus.
"Saya memang mengeluarkan surat edaran beberapa pekan sebelum selebrasi kemerdekaan Indonesia. Isinya menyerukan kepada rakyat Papua supaya tidak ikut upacara. Tapi aksi di Surabaya yang merembet ke Papua itu spontanitas saja. Rakyat Papua yang bergerak," ujar Benny seperti dikutip Majalah Tempo edisi 2-8 September 2019.
Benny Wenda mengatakan peristiwa tersebut merupakan pijakan menuju kemerdekaan Papua. "Saya sudah tahu akan ada waktunya. Ini momentum yang paling ditunggu. Sentimen (kemerdekaan) sudah lama hidup. Bangsa Papua bersatu karena momentum ini," katanya. Hanya ia membantah menggerakan massa untuk anarkis.