TEMPO.CO, Jakarta - Politikus Partai Golkar Yorrys Raweyai mengklarifikasi pemberitaan yang beredar beberapa hari belakangan mengenai tuntutan pembubaran Barisan Ansor Serbaguna (Banser). Yorrys mengaku tak pernah melontarkan pernyataan ihwal tujuh tuntutan yang disebut berasal dari masyarakat Sorong yang salah satunya berisi tuntutan pembubaran Banser.
Yorrys awalnya menjelaskan kunjungannya ke Sorong dan Manokwari, Papua Barat, mendampingi Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto pada 22 Agustus lalu.
"Pada tanggal 22 ada dokumen yang disampaikan tertutup oleh Pak Wali Kota kepada menteri mengenai aspirasi masyarakat yang berkembang pada tanggal 21. Jadi enggak dibacakan di pertemuan itu," kata Yorrys ketika dihubungi, Selasa malam, 27 Agustus 2019.
Menurut Yorrys, sehari sebelumnya pada 21 Agustus, masyarakat menggelar rapat terlebih dulu. Adapun pada 19-20 Agustus Sorong mencekam oleh aksi demonstrasi, sebagai buntut kejadian rasisme di asrama mahasiswa Papua di Surabaya, Jawa Timur.
Yorrys mengaku tak mengetahui isi aspirasi yang diserahkan kepada Wiranto itu, tetapi dia menerima pesan terusan di aplikasi Whatsapp yang berisi tujuh tuntutan masyarakat Sorong. Pada 24 Agustus, selepas diskusi di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Yorrys ditanya awak media ihwal tujuh tuntutan itu.
"Teman-teman tanya, 'Abang tahu atau dengar langsung pernyataan itu (tuntutan masyarakat Sorong)?' Saya bilang saya dapat forward, tapi tidak baca isinya apa," ucapnya.
Dia mendaku awalnya tak tahu poin ketiga tuntutan itu memuat permintaan pembubaran Banser. Anggota Dewan Perwakilan Daerah terpilih dari Papua ini pun kaget ketika keesokan harinya ramai pemberitaan tujuh tuntutan masyarakat Sorong, yang juga berisi permintaan agar Banser dibubarkan.
"Judulnya bagus tujuh tuntutan, tapi yang digarisbawahi poin ketiga itu," kata dia.
Mengaku dirugikan lantaran pernyataan itu seolah-olah berasal dari dirinya, Yorrys pun mengklarifikasi ke berbagai pihak. Mantan Ketua Pemuda Pancasila ini menduga ada pihak-pihak yang ingin memecah belah dengan memanfaatkan kondisi di Papua.
Dia pun berterima kasih kepada Gerakan Pemuda Ansor yang membuka ruang komunikasi. "Tapi syukur alhamdulillah semangat idealisme yang sudah ditanamkan bagi kita semua sehingga menangkal berita-berita hoaks ini dengan melakukan komunikasi," kata Yorrys.