Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kronologi Insiden Asrama Mahasiswa Papua Surabaya Menurut Polisi

image-gnews
Sejumlah orang keluar dan mengangkat tangannya di Asrama Mahasiswa Papua di Jalan Kalasan 10, Surabaya, Sabtu, 17 Agustus 2019. Polisi telah mengepung asrama ini sejak hari Jumat dan sempat terjadi aksi saling lempar. ANTARA/Didik Suhartono
Sejumlah orang keluar dan mengangkat tangannya di Asrama Mahasiswa Papua di Jalan Kalasan 10, Surabaya, Sabtu, 17 Agustus 2019. Polisi telah mengepung asrama ini sejak hari Jumat dan sempat terjadi aksi saling lempar. ANTARA/Didik Suhartono
Iklan

TEMPO.CO, Surabaya-Kepala Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya Komisaris Besar Sandi Nugroho membantah melakukan upaya paksa terhadap 43 mahasiswa Papua dari dalam asramanya di Jalan Kalasan Nomor 10 pada Sabtu pekan lalu, 17 Agustus 2019. Menurut Sandi, polisi hanya ingin meminta klarifikasi terhadap mahasiswa yang dilaporkan oleh gabungan ormas dengan tuduhan merusak dan membuang bendera merah putih ke selokan.

Sandi membeberkan bahwa insiden di asrama mahasiswa Papua itu berawal pada Jumat siang, 16 Agustus. Ketika itu gabungan ormas, yang antara lain terdiri dari FKPPI, Pemuda Pancasila dan FPI, berkumpul di ruas jalan depan asrama. Mereka menuding mahasiswa Papua merusak tiang bendera dan membuang tiang yang masih ada benderanya itu ke selokan.

Saat malam tiba, kata Sandi, polisi meminta massa bubar agar tak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Petugas menyarankan agar gabungan ormas tersebut membuat laporan ke polisi soal dugaan pembuangan bendera. “Kami tak mau ada yang ingin menegakkan hukum tapi dengan cara melanggar hukum,” kata Sandi di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Selasa, 20 Agustus 2019.

Perintah dituruti. Malam itu juga ormas-ormas datang ke Polrestabes untuk membuat laporan. Setelah itu mereka bubar. Menindaklanjuti laporan ormas, Sabtu pagi, 17 Agustus, polisi memanggil mahasiswa Papua untuk dimintai klarifikasi atas laporan tersebut. “Kami beruapaya persuasif sejak pukul 10.00 agar mahasisa mau keluar asrama,” kata Sandi.

Meski telah dibujuk, namun mahasiswa tetap menolak keluar. Sandi menuturkan, polisi sampai meminta bantuan Ketua RT, RW, Lurah, Camat Tambaksari dan komunitas warga Papua di Surabaya, untuk meluluhkan hati mereka. Namun mahasiswa tetap bergeming.

Polisi pun, ujar Sandi, tetap menunggu hingga pukul 17.00. “Karena semakin sore, dan upaya telah maksimal, akhirnya kami melakukan penegakkan hukum sebagai upaya terakhir. Apalagi ada saksi dari ormas yang melihat mahasiswa membuang bendera,” kata Sandi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sebelum masuk asrama, polisi memberi peringatan lewat pengeras suara. Karena tetap tak direspons, petugas dari Brimob pun menerobos. Ihwal senjata laras panjang yang dibawa polisi masuk asrama, Sandi berujar karena polisi menemukan senjata tajam dan panah. “Kami anggap membahayakan,” kata dia.

Menurut Sandi, sejatinya polisi hanya akan membawa 15 mahasiswa penghuni asrama yang diduga terlibat perusakan dan pembuangan bendera. Namun karena pendatang lain yang ada di asrama ingin ikut dibawa, akhirnya semuanya diangkut ke Polrestabes Surabaya petang itu juga. Setelah diperiksa maraton oleh 10 penyidik, Sabtu tengah malam mereka dikembalikan ke asrama. “Karena kami masih kurang bukti,” katanya.

Kuasa hukum mahasiswa Papua, Fatkhul Khoir, menyesalkan upaya paksa polisi terhadap kliennya karena masih berstatus saksi dan menyebabkan beberapa mahasiswa luka-luka. Kendati demikian saat di-BAP, kliennya dijerat dengan Pasal 66 juncto Pasal 24 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009. Khoir membantah kliennya merusak dan membuang bendera. “Saya tanya satu per satu, mereka menjawab tak tahu siapa yang merusak bendera,” kata Khoir.

NUR HADI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Pembayaran Beasiswa Unggul Papua Menunggak 6 Bulan, Kemendagri Lakukan Hal Ini

5 Juli 2023

14 mahasiswa baru dari Indonesia asal Papua tiba di Rusia atas beasiswa dari pemerintah Rusia. Sumber: dokumen KBRI Moskow, Rusia.
Pembayaran Beasiswa Unggul Papua Menunggak 6 Bulan, Kemendagri Lakukan Hal Ini

Salah satu alternatif untuk menuntaskan pembayaran tunggakan Beasiswa Siswa Unggul Papua adalah dengan memotong dana alokasi umum atau DAU.


3.356 Mahasiswa Papua Penerima Beasiswa Tak Lagi Dibiayai oleh Pemprov

24 Maret 2023

Mahasiswa Papua melakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, 7 April 2021. TEMPO/Prima Mulia
3.356 Mahasiswa Papua Penerima Beasiswa Tak Lagi Dibiayai oleh Pemprov

Ribuan mahasiswa penerima beasiswa itu diserahkan ke kabupaten dan kota masing-masing.


Kaleidoskop 2022: Ada Gempa Jakarta, Kisruh SBM ITB, SNMPTN

27 Desember 2022

Rektor ITB Reini Wirahadikusumah. TEMPO | Prima Mulia
Kaleidoskop 2022: Ada Gempa Jakarta, Kisruh SBM ITB, SNMPTN

Berikut ini Kaleidoskop 2022 sains, pendidikan, digital, dan lingkungan, untuk periode Maret-April.


Puluhan Mahasiswa UGM Terima Beasiswa Freeport

5 Oktober 2022

Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta. (FOTO ANTARA)
Puluhan Mahasiswa UGM Terima Beasiswa Freeport

50 mahasiswa UGM menerima beasiswa untuk satu semester sebesar Rp 5 juta dan 10 mahasiswa asal Papua menerima beasiswa biaya kuliah hingga lulus,


16 Pemuda Papua Berlatih Teknologi Motor Listrik ke ITS

15 Juli 2022

16 Pemuda Papua Berlatih Teknologi Motor Listrik ke ITS

Pelatihan ini sebagai tindak lanjut dari amanat Menteri Sosial Tri Rismaharini untuk meningkatkan kualitas SDM Papua.


Beasiswa Mandek, Mahasiswa Papua Kelaparan Hingga Putus Kuliah

12 Juli 2022

Puluhan massa Forum Solidaritas Mahasiswa dan Pemuda Peduli Pembangunan di Tanah Papua melakukan aksi demo di sekitar Patung Kuda, Monas, Jakarta, Selasa 7 Juni 2022. Dalam aksinya massa mendukung kebijakan pemerintah pusat yang akan membentuk daerah otonomi baru (DOB) di Tanah Papua. TEMPO/Subekti.
Beasiswa Mandek, Mahasiswa Papua Kelaparan Hingga Putus Kuliah

114 mahasiswa Papua yang kuliah di Yogyakarta terkatung-katung karena Pemerintah Kabupaten Manokwari tak membayarkan beasiswa sejak dua tahun lalu.


Kisah Pemuda Papua Lulusan Inggris Buka Toko Sayur Omset Puluhan Juta

25 Mei 2022

Aneka sayuran yang dijual di tempat usaha Anggi Mart milik Simon Tabuni (ANTARA/Evarianus Supar)
Kisah Pemuda Papua Lulusan Inggris Buka Toko Sayur Omset Puluhan Juta

Simon, alumni program magister di University of London memilih kembali ke kampung halamannya di Manokwari, Papua untuk membuka bisnis sayur.


Universitas Muhammadiyah Papua Buka Program S2 Ilmu Komunikasi

24 Mei 2022

Penari menampilkan salah satu tarian dari 14 kampung yang ada di dalam Kota Jayapura saat berlangsungnya Festival Teluk Humbold ke VII, di Pantai Hamadi, Kota Jayapura, Papua, 5 Agustus 2015. TEMPO/Cunding Levi
Universitas Muhammadiyah Papua Buka Program S2 Ilmu Komunikasi

Universitas Muhammadiyah Papua meluncurkan program pascasarjana pada program studi Ilmu Komunikasi. Jurusan tersebut masih terbilang baru di sana.


Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Mahasiswa Papua di Luar Negeri Dipulangkan, Gempa

17 April 2022

14 mahasiswa baru dari Indonesia asal Papua tiba di Rusia atas beasiswa dari pemerintah Rusia. Sumber: dokumen KBRI Moskow, Rusia.
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Mahasiswa Papua di Luar Negeri Dipulangkan, Gempa

Topik tentang Pemprov Papua akan memulangkan 142 mahasiswanya yang kuliah di luar negeri menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.


Kuliah Tak Tepat Waktu, 142 Mahasiswa Asal Papua di Luar Negeri Dipulangkan

17 April 2022

14 mahasiswa baru dari Indonesia asal Papua tiba di Rusia atas beasiswa dari pemerintah Rusia. Sumber: dokumen KBRI Moskow, Rusia.
Kuliah Tak Tepat Waktu, 142 Mahasiswa Asal Papua di Luar Negeri Dipulangkan

Pemerintah Provinsi Papua akan memulangkan 142 mahasiswanya yang kuliah di luar negeri karena tidak menyelesaikan studi tepat waktu.