TEMPO.CO, Jakarta-Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Pelaksana Tugas Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa tak henti-hentinya tertawa sesuai bertemu di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan pada Kamis, 15 Agustus 2019. Pertemuan berlangsung kurang lebih satu jam.
Sambil tertawa, Prabowo menyebut pertemuan tersebut menyambung silahturahmi dengan kawan lama. "Mungkin kedengaran sampai luar ya, kami banyak ketawa-ketawa di dalam, ha-ha-ha," ujar Prabowo sambil tertawa.
Hal yang sama diungkapkan Suharso dengan wajah sumringah. "Jadi banyak yang kami bicarakan, tapi banyak pula yang tidak bisa dipublikasikan. Tetapi yang tidak di share itu ketawa-ketiwinya saja," ujar Suharso disambut tawa lepas Prabowo.
Suasana cair dan penuh tawa keduanya seperti melupakan kisah sakit hati Prabowo kepada PPP pada 2009 lalu. Ketika itu, PPP mendadak menarik dukungannya kepada Prabowo yang berhasrat mencalonkan diri jadi calon presiden.
Pada 10 Mei 2009, di rumah Hashim Djojohadikusumo di Pondok Indah, Jakarta Selatan, Prabowo bertemu sejumlah petinggi PPP. Di antaranya Suryadharma Ali, Suharso Monoarfa, Hasrul Azwar, dan Joko Purwanto. Ada pula Ketua Umum Partai Amanat Nasional kala itu, Sutrisno Bachir.
Saksi di peristiwa itu menuturkan kepada Tempo, setelah PPP menyatakan maksud hati menarik dukungan ke Gerindra, Prabowo mengambil telepon selulernya di atas meja. Sambil marah-marah, ia melemparkannya ke arah Suharso. Kala itu, Suharso yang paling banyak berbicara.
“Beruntung Suharso bisa mengelak,” kata saksi itu kepada Tempo. Tak berhenti sampai di situ, Prabowo ke luar ruangan dan terdengar suara letusan senjata api. Kini, keduanya bertemu dalam suasana cair dan seolah tak pernah terjadi apa-apa.
Prabowo pun menyebut, pertemuannya dengan Suharso Monoarfa sore hari tadi membahas peluang kerjasama dengan PPP dalam mengajukan paket Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). "Kami sebagai partai politik mencari titik titik temu, dimana kami bisa kerja sama. Masih banyak di legislatif, di MPR, dimanapun," ujar Prabowo.
DEWI NURITA | PDAT