TEMPO.CO, Jakarta - Masuknya nama anak Presiden Joko Widodo atau Jokowi, Gibran Rakabuming, ke bursa calon wali kota Solo dianggap sebagai indikasi politik dinasti. Hal itu tercermin dalam survei Tempo.co yang berlangsung sejak 29 Juli hingga 5 Agustus 2019.
Survei tersebut diikuti 1.165 pembaca Tempo.co. Dari jumlah tersebut, sebanyak 577 responden (49,53 persen) menyatakan masuknya Gibran ke bursa calon wali kota sebagai indikasi politik dinasti. Sebanyak 564 responden (48,41 persen) menyatakan bukan indikasi, dan 24 responden (2,06) menjawab tidak tahu.
Masuknya nama Gibran muncul dalam survei yang dilakukan Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Solo. Menurut Survei tersebut, Gibran bersaing cukup ketat dari sisi popularitas dengan Wakil Wali Kota Surakarta Achmad Purnomo. Namun, dia masih kalah dari sisi elektabilitas dan akseptabilitas.
Sebagai catatan, pemilik katering Chilli Pari tersebut saat ini masih berusia 31 tahun. Sedangkan Achmad Purnomo telah berusia 70 tahun. Purnomo memiliki latar belakang akademisi dan pengusaha serta aktif di berbagai organisasi sosial.
Jokowi menyebut pihaknya tidak akan memaksa Gibran untuk terjun ke bidang politik. "Kalau saya, ya, terserah anaknya," kata Jokowi saat ditemui di warung ayam goreng Mbah Karto Tembel, Sukoharjo, Ahad 28 Juli 2019.
Menurut Jokowi, selama ini anak-anaknya cukup mandiri dalam menentukan pilihan dan sikap. Salah satunya adalah saat anak-anaknya memilih untuk berbisnis mandiri di bidang kuliner. "Disuruh ngurusi pabrik (mebel) juga tidak mau," katanya.
Meski demikian, dia menyebut bahwa saat ini jalur politik banyak diisi oleh kaum muda. "Memang ke depan anak muda yang akan pegang peran," ujar Jokowi. Anak muda selalu memiliki respons yang cepat untuk menghadapi perubahan.
Bahkan, saat ini juga banyak anak muda yang mampu menduduki jabatan penting, termasuk wali kota. "Saya kira sama lah, di semua negara seperti itu," kata Jokowi.