Program yang merupakan Jaminan Kesehatan Nasional ini cukup tinggi dikenal oleh responden. Angkanya mencapai 82 persen yang menyebar dengan proporsi sama antara Pulau Jawa dan luar Jawa. Memang, kata Ai Mulyani, belum semua yang aware JKN memanfaatkan program ini. Namun tingkat pemanfaatannya sudah tergolong tinggi, 60 persen.
Sebagian besar yaitu 80 persen, kata Ai, pengguna JKN pernah memanfaatkan layanan di faskes primer seperti klinik atau uskesmas dan 61 persen di faskes rujukan. Dari mereka yang memanfaatkan baik di faskes primer atau rujukan menilai “cukup baik” dan “cukup puas” terhadap layanan masing-masing faskes ini.
Metodologi survei dirancang dengan pendekatan kuantitatif. Di mana responden diminta mengisi atau diwawancara menggunakan kuesioner terstruktur. Metode yang digunakan merupakan gabungan online survey untuk wilayah urban dan telephone survey untuk nomor residen dan berbagai komunitas untuk wilayah rural.
Sebanyak 1.047 responden terlibat dalam survei mengenai kinerja Kementerian Kesehatan ini. Mereka tersebar di Pulau Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Sebanyak 42 persen responden berada di kawasan rural (perdesaan) dan 58 persen di wilayah urban (kota), di mana 72 persen di antaranya bekerja bukan tenaga kesehatan (atau hanya 28 persen responden yang merupakan tenaga kesehatan).