TEMPO.CO, Jakarta - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) akan mempercepat pelaksanaan kongres V partai berlambang banteng itu, yang seharusnya dilaksanakan pada 2020.
Simak: PDIP: Koalisi Bersama Demokrat Sudah Sering Dilakukan
"Betul (kongres dipercepat). Rencananya pada 8-10 Agustus di Bali," ujar Ketua DPP PDIP Hendrawan Supratikno kepada Tempo pada Kamis, 13 Juni 2019.
Hendrawan enggan menjelaskan alasan percepatan pelaksanaan kongres tersebut. Yang jelas, PDIP akan menggelar rakernas dalam waktu dekat untuk membahas persiapan kongres. "Info lebih lanjut bisa ditanyakan kepada Sekjen yang diberi tugas menyampaikannya," ujar Hendrawan.
Adapun kongres merupakan agenda penting menentukan pergantian kepemimpinan di tubuh PDIP. Berdasarkan Kongres IV PDIP pada 9-11 April 2015 di Bali, masa jabatan Megawati semestinya baru akan berakhir pada 2020.
Megawati bisa disebut sebagai ketua umum partai terlama di negeri ini. Ia terpilih sebagai Ketua Umum PDIP sejak 1999. Semenjak itu, Megawati selalu terpilih sebagai ketua umum dalam kongres partai Banteng. Saat ini adalah periode ke empat ia menjabat sebagai ketua umum setelah dipilih di Kongres PDIP Bali 2015.
Saat memberikan pembekalan kepada calon legislatif PDIP pada November 2018 lalu, Megawati sempat menyatakan keinginannya sejak lama untuk mundur dari pemimpin PDIP. "Saya jadi ketua umum partai yang paling senior. Sudah sekian lama belum diganti-ganti, padahal saya sudah sekian lama berharap diganti, karena umur saya yang sudah +17 (maksudnya 71 tahun dibalik),” kata Megawati di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Kamis, 15 November 2018.
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, selama ini Megawati selalu terpilih berdasarkan suara terbanyak. Meski Megawati sudah ingin mundur, kader partai tetap tidak ingin menggantinya. “Ketika kongres menghendaki beliau untuk memimpin, itu bagian dari dedikasi bagi partai dan negara. Bukan karena orang per orang, bukan karena ambisi,” ujar Hasto.
Baca: PDIP Bicara Hubungan Megawati dan SBY Selama Ini
Politikus PDIP Maruarar Sirait mengatakan, terpilihnya Megawati sebagai ketua umum beberapa periode, karena memang sosoknya yang tak tergantikan. Maruarar menyebut, pada 2015, Mega masih menimbang-nimbang calon penggantinya.
"Tahun 2020 baru mungkin ada peluang perubahan regenerasi," ujar Maruarar pada 2015 silam.