TEMPO.CO, Jakarta - Hari ini tepat enam tahun wafatnya Taufiq Kiemas, suami Megawati Soekarnoputri. Taufiq meninggal pada 8 Juni 2013, ketika dirinya menjabat sebagai Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).
Baca: Megawati dan SBY Salaman, Demokrat Kenang Harapan Taufiq Kiemas
Pria asal Pesisir Barat, Lampung, ini telah berperan penting dalam perjalanan politik Indonesia. Taufiq mulai aktif berpolitik sejak mahasiswa lewat Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI).
Di tengah rezim Orde Baru, Taufiq memutuskan masuk ke partai oposisi pemerintah, Partai Demokrasi Indonesia (PDI), partai yang juga diikuti oleh sang istri, Megawati Soekarnoputri.
Pada 1992-1993, Megawati terpilih sebagai Ketua Umum PDI dan Taufiq menjadi anggota DPR/MPR. Saat itu, represifitas pemerintah terhadap partai oposisi yang semakin parah.
Baca juga:
Almarhum Taufiq Kiemas pernah mengusulkan pada Megawati untuk menghabiskan masa tuanya di apartemen. istimewa
Pasca-tumbangnya Orde Baru pada 1998, pada 1999, PDI Perjuangan memenangkan pemilihan umum. Kemenangan itu mengantarkan Megawati menjadi wakil presiden mendampingi Abdurrahman Wahid.
Pada 2001, Megawati yang terpilih menjadi presiden. Hal itu membuat Taufiq menjadi Bapak Negara pertama Indonesia. Ia menempati posisi ini hingga Oktober 2004. Selama itu, Taufiq rajin menemani sang istri dalam tugas kenegaraannya.
Baca: Kisah Hidup Taufiq Kiemas Difilmkan, Intip Para Pemerannya
Pergaulan Taufiq yang luas membuatnya dekat dengan sosok Susilo Bambang Yudhoyono, yang pada 2004 mengalahkan istrinya dalam pemilu. Meski pascapemilu hubungan mereka sedikit renggang, namun Taufiq dan SBY kembali berhubungan baik.
Bahkan dalam salah satu wawancara , SBY menuturkan Taufiq merupakan sosok yang paling rajin mendamaikan hubungan antara ia dengan Megawati yang renggang. "Jadi bukan enggak ada kehendak berdamai), hanya Tuhan belum menakdirkan hubungan kami kembali normal," ujar SBY.
Taufiq Kiemas pertama kali mengenal Megawati saat mereka menjadi aktivis di Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), dan bergabung di "Inti Pembina Jiwa Revolusi". Mereka menikah pada akhir Maret 1973 di "Panti Perwira", Jakarta Pusat. Dok.TEMPO/Taufik Subarkah
Hal ini ditandai dengan terpilihnya Taufiq sebagai Ketua MPR secara aklamasi, di periode kedua pemerintahan SBY. Namun sebelum jabatan itu ia selesaikan, Taufiq meninggal.
Taufik memang memiliki riwayat penyakit gangguan jantung dan ginjal. Pada 2005, ia sempat menjalani operasi pemasangan alat pacu jantung. Taufiq meninggal karena penyakit gagal ginjal di Singapore General Hospital, Singapura.
Baca: Taufiq Kiemas, Orang Terakhir yang Ingin Megawati Jadi Presiden
Taufiq dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan. Di sana, ia dimakamkan di samping makam kedua orangtuanya, Tjik Agus Kiemas dan Hamzathoen Roesyda.