TEMPO.CO, Jakarta - Partai Demokrat mengucapkan terima kasih banyak atas kedatangan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di pemakaman istri Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Ani Yudhoyono di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, kemarin.
Baca: SBY dan Megawati Bersalaman, PDIP: Ada Kebersamaan
Selain menguatkan SBY yang tengah berduka, kedatangan Megawati sekaligus dinilai mampu menepis banyak pandangan publik yang selama ini menyoroti renggangnya hubungan antara Megawati dan SBY dan bertanya kapan akan normal kembali.
"Kedatangan Bu Mega ini semoga menjadi pembuka lembaran baru untuk normalisasi hubungan yang lebih akrab dan hangat ke depannya antara Pak SBY dan Bu Mega," ujar Ketua DPP Demokrat Jansen Sitindaon saat dihubungi Tempo pada Senin, 3 Juni 2019.
Belum lagi foto-foto yang menangkap wajah Megawati tengah tersenyum ketika berbincang dengan SBY, menurut Jansen, semakin membuat suasana menjadi sejuk. "Semoga inilah jawaban terhadap harapan almarhum Pak Taufiq Kiemas yang ketika hidup terus berusaha membantu agar hubungan Pak SBY dan Bu Megawati kembali membaik," ujar Jansen.
Baca: Momen Saat Megawati dan SBY Bersalaman di Pemakaman Ani Yudhoyono
Kehadiran Megawati di pemakaman Ani terasa istimewa. Ini terkait hubungan Megawati dan SBY yang selama ini diketahui kurang baik. Pada akhir Juli 2018, SBY bahkan mengakui bahwa hubungannya dengan Megawati masih belum pulih sejak pemilu 2004.
SBY mengaku, usahanya untuk kembali menjalin komunikasi dengan Megawati sudah dilakukan selama 10 tahun. Bahkan, SBY menuturkan mendiang suami Megawati, Taufiq Kiemas, juga turut berupaya mendamaikan keduanya. "Jadi bukan enggak ada kehendak berdamai), hanya tuhan belum menakdirkan hubungan kami kembali normal," ujar SBY di kediamannya, bilangan Kuningan, Jakarta pada Rabu malam, 26 Juli 2018.
Kendati demikian, kata SBY, dia tetap menghormati Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu sebagai orang yang pernah menjadi atasannya. "Saya sangat menghormati Ibu Megawati. Mungkin Tuhan belum menakdirkan hubungan kami kembali normal," ujar dia mengulang perkataan serupa sebelumnya.
Sudah lama jadi berita, hubungan SBY dengan Megawati, renggang. Megawati disebut-sebut jengkel kepada SBY yang diam-diam menjadi pesaingnya sebagai kontestan dalam pemilihan presiden 2004.
Baca: Hadiri Pemakaman Ani Yudhoyono, Megawati Duduk Sebaris dengan SBY
SBY yang saat itu menjabat sebagai Menkopolhukam, seharusnya meminta izin kepada Megawati sebagai presiden. Bahkan dikabarkan, Mega sampai menanyakan itu sampai tiga kali. Namun, SBY tak pernah memberi jawaban pasti. Sampai akhirnya, SBY mendeklarasikan diri sebagai calon presiden.