TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat Politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno menilai pertemuan antara dua calon presiden, yakni Joko Widodo atau Jokowi dan Prabowo Subianto, harus segera diwujudkan. Pertemuan keduanya ia yakini bisa menjadi jalan rekonsiliasi untuk mendinginkan suasana.
Baca: Pengamat: Tawaran Jabatan ke Prabowo untuk Meredam Tensi Politik
"Secara simbolik pertemuan dua capres itu menjadi penanda cairnya suasana politik di level elite. Jokowi dan prabowo merupakan dua simbol dari pihak yang saling berkompetisi saat ini," kata Adi saat dihubungi Tempo, Sabtu, 25 Mei 2019.
Adi mengatakan pascapenetapan hasil Pemilihan Presiden 2019 oleh Komisi Pemilihan Umum, situasi politik dan keamanan di Indonesia telah memanas. Pada 21 hingga 23 Mei pagi, kerusuhan pecah di sekitar Kantor Badan Pengawas Pemilu, Jakarta Pusat.
Sikap dewasan dari kedua calon, kata Adi, menjadi hal krusial. Pasalnya, ia menilai massa di lapangan masih sangat berpegang pada sikap dua calon tersebut. "Basis massa di bawah sangat tergantung islah di level elite. Imbauan untuk saling menahan diri menjadi penting untuk selalu dinarasikan masing-masing kubu," kata Adi.
Ia pun meminta agar para elite politik dari kedua capres bisa sama-sama dewasa dan konsisten dalam bersikap. Adi menilai selama ini, masih terjadi sikap elite yang seakan bermain dua kaki. "Satu sisi kadang mengimbau para pendukung tenang, tapi pada saat bersamaan masih menyediakan ruang melakukan protes jalanan yang kerap anarkis," kata Adi.
Saat ini, KPU telah menetapkan pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin sebagai pemenang Pilpres 2019. Mereka unggul dengan perolehan 55,50 persen atas pasangan Prabowo-Sandiaga Uno. Kubu Prabowo-Sandi pun semalam secara resmi telah mengajukan banding ke Mahkamah Konstitusi.
Meski keputusan final masih menunggu hasil sidang MK, namun Adi menilai pertemuan antara Jokowi dengan Prabowo tetap harus sesegera mungkin dilakukan. "Gak usah (menunggu hasil MK), kelamaan. Di bawah suasana masih terus mendidih," kata Adi.
Baca: TKN: Kami Lega Prabowo Membuka Ruang Dialog dengan JK
Wacana rekonsiliasi antara kedua calon presiden itu terus bergulir sejak pemilu 2019. Terpecahnya masyarakat menjadi alasan utama banyaknya pihak menginginkan rekonsiliasi. Jokowi sendiri pernah menyebut telah mengutus salah satu menterinya, Luhut Binsar Panjaitan, untuk mengatur pertemuan. Namun hingga saat ini, belum ada pertemuan yang terjadi.