TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat politik Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago, menilai tawaran jabatan kepada pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor 02, Prabowo Subianto - Sandiaga Uno, merupakan itikad baik kubu calon presiden 01, Joko Widodo atau Jokowi.
Baca: Dahnil Klaim Banyak Tawaran Jabatan ke Prabowo - Sandiaga
"Itu bagian itikad baik Jokowi untuk mengakomodir yang pernah bertarung dalam pilpres, selain agenda meredam dan menurunkan tensi politik," kata Pangi kepada Tempo, Sabtu, 25 Mei 2019.
Pangi mengatakan, tawaran tersebut bukan hal yang mengejutkan. Pasalnya, politik selalu bicara kompromi. Secara etika politik, kata dia, mungkin kurang pas jika Prabowo-Sandi menerima tawaran tersebut. "Karena peluit pertandingan selesai belum ditiup, kecuali pascaputusan MK memutuskan soal sengketa pemilu. Sekarang enggak tepat Prabowo menerimanya," kata dia.
Meski begitu, Pangi pesimistis Prabowo-Sandi akan menerima tawaran jabatan dari kubu Jokowi. Sebab, harus ada kekuatan oposisi dalam rangka menyeimbangkan kekuasaan. Sehingga, Pangi menilai tidak harus semua partai masuk dalam koalisi.
Ia mengatakan, tidak akan sehat dalam penyeimbang kekuasaan jika Gerindra bergabung ke Jokowi. "Lalu siapa atau partai apa nanti yang bakal mampu memberi penyeimbang sehingga negara dan pemerintahan sehat?" katanya.
Baca: TKN: Kami Lega Prabowo Membuka Ruang Dialog dengan JK
Koordinator juru bicara Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjuntak, sebelumnya mengklaim bahwa jagoannya mendapat banyak tawaran jabatan dari kubu calon presiden inkumben, Jokowi. Namun, dia menyebut bahwa Prabowo dan Sandi tak ingin melakukan kompromi politik.
"Pak Prabowo itu poinnya tidak ingin lobi-lobi politik, apalagi bagi-bagi jabatan. Banyak sekali tawaran-tawaran jabatan ke Prabowo, Bang Sandi," kata Dahnil, Jumat, 24 Mei 2019.