TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Indonesia Bambang Brodjonegoro mengatakan pemindahan ibu kota ke tempat baru, tidak akan merusak lingkungan yang ada. Ia mengungkapkan bahwa Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah berkomitmen akan membangun kota baru yang ramah lingkungan.
Baca: Akan Kaji Aturan Pemindahan Ibu Kota, Kemendagri Tunggu Bappenas
"Kami pastikan kota baru harus smart, green and beautiful," kata Bambang dalam diskusi di Kantor Staf Presiden, di Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Senin, 13 Mei 2019.
Bambang mencontohkan salah satu kandidat lokasi ibu kota baru yang telah disambangi Jokowi, yakni sekitaran Bukit Soeharto di Kalimantan Timur. Bukit Soeharto merupakan daerah hutan lindung yang tanahnya mulai dimasuki pohon sawit.
Presiden Joko Widodo didampingi sejumlah pejabat terkait melihat peta kawasan hutan Gunung Mas, Kalimantan Tengah, Rabu, 8 Mei 2019. Sebelumnya Jokowi mengakui, Gubernur Kalimantan Tengah telah memaparkan kepada dirinya terkait kesiapan Kalteng jika dipilih sebagai lokasi ibu kota yang baru. ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Jika pilihan akhir lokasi ibu kota baru jatuh pada sakitaran Bukit Soeharto, Bambang mengatakan, Jokowi telah menginstruksikan agar rehabilitasi tanah di sana benar-benar dilakukan.
"Komitmen kami, bangun ibu kota baru tidak akan ganggu lingkungan hidup. Kalau teman pernah lihat Bukit Soeharto, memang harus direstorasi," kata Bambang.
Pemindahan ibu kota ini rencananya dilaksanakan pada periode pemerintahan 2019-2024. Tujuannya untuk memindahkan pusat pemerintahan ke lokasi baru. Di sana nanti kota tersebut akan khusus digunakan untuk mengendalikan pemerintahan.
Baca: Ibu Kota Baru Segera Diputuskan, Infrastruktur Dibangun di 2020
Pulau Kalimantan menjadi salah satu opsi utama lokasi baru ibu kota negara ini. Belakangan, Jokowi telah menyambangi dua daerah di Kalimantan, yakni di Bukti Soeharto di Kalimantan Timur dan Gunung Mas di Kalimantan Tengah.