TEMPO.CO, Jakarta - Duta Besar Australia untuk Indonesia Gary Quinlan menyambangi Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, di Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat, Selasa, 19/3. Kedatangan Dubes Australia ini terkait penembakan di Masjid di Christchurch, Selandia Baru, yang dilakukan oleh seorang warga negara Australia, Brenton Tarrant.
"Dubes meminta waktu kepada MUI untuk menjelaskan kasus yang terjadi di NZ," kata Muhyiddin Junaidi, Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional.
Quinlan disambut oleh sejumlah pimpinan MUI, antara lain, Wakil Ketua Umum MUI Yunahar Ilyas, Ketua Bidang Kerukunan Umat Beragama MUI Yusnar Yusuf, hingga Ketua Bidang Fatwa Huzaemah Fatwa.
Dalam kesempatan itu Quinlan menyampaikan bela sungkawa atas kejadian yang menewaskan 50 muslim yang sedang beribadah salat Jumat itu. Salah satu korban tewas adalah seorang warga negara Indonesia.
"Atas nama bangsa australia kami menyampaikan belasungkawa yg sedalam-dalamnya," kata Quinlan.
Ia mengatakan pemerintah Australia telah melakukan langkah-langkah positif pssca kejadian ini. Beberapa di antaranya yakni melakukan pertemuan dengan imam masjid, pimpinan agama Islam, dan ulama Islam.
Quinlan mengatakan dua hari setelah kejadian penembakan, Pemerintah Australia, terutama di wilayah Victoria mengadakan doa nasional bagi para korban. Quinlan mengatakan hari itu semua masjid dibuka lebar, dan muslim serta non muslim berdatangan di masjid.
"Ada semacam ceramah umum dari para imam, menjelaskan tentang agama islam. Saya sebagai duta besar untuk Indonesia dan non muslim juga merasa perlu banyak belajar tentang agama Islam dari umat Islam," kata Quinlan.