TEMPO.CO, Jakarta -Komandan Komando Satuan Tugas Bersama Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menanggapi pernyataan anggota Dewan Pertimbangan Presiden Agum Gumelar tentang penculikan aktivis 1997/1998 dan pemecatan Prabowo Subianto dari militer.
Baca: Nyanyian Agum Gumelar Soal Penculikan 1998 dan Pemecatan Prabowo
AHY mengatakan ucapan Agum itu tak perlu ditanggapi serius. Meski begitu, AHY berharap ada respons yang proporsional dari Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto - Sandiaga Uno.
"Mudah-mudahan ada respons proporsional dari kubu Pak Prabowo, dari BPN, termasuk juga dari beliau sendiri, sehingga tidak menjadi polemik yang berlebih-lebihan," kata AHY di kawasan Bintaro, Jakarta Selatan, Kamis, 14 Maret 2019.
AHY mengatakan, penjelasan dan klarifikasi itu penting agar situasi politik saat ini tak menjadi kian panas. Dia berharap agar tak bermunculan isu-isu yang meresahkan dan membenturkan beberapa pihak.
Sebelumnya, beredar video pernyataan Agum Gumelar yang menyinggung peristiwa penculikan aktivis 1997/1998 dan pemecatan Prabowo. Agum mengklaim mengetahui nasib 13 aktivis yang hingga kini masih hilang.
Mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus ini juga mengklaim bicara dari hati ke hati dengan anggota Tim Mawar--tim yang diduga melakukan penculikan dan penghilangan paksa aktivis 1997/1998, yang merupakan bekas anak buahnya.
"Ketika dari hati ke hati dengan mereka, di situlah saya tahu di mana matinya orang-orang itu, di mana dibuangnya, saya tahu detail," kata Agum.
Simak juga: Kubu Prabowo: Agum Gumelar Tutupi Informasi Penculikan Aktivis
Lebih lanjut, AHY berharap para senior di bidang politik tak melontarkan pernyataan-pernyataan yang berpotensi memecah belah bangsa. "Saya justru mengajak segenap masyarakat Indonesia termasuk para senior saya yang saat ini dalam politik, marilah kita cegah jangan sampai menyampaikan statement-statement yang justru berpotensi memecah belah persatuan bangsa kita," kata dia.