TEMPO.CO, Jakarta - Markas Besar Polri menyebut Triyono Wagimin Atmo alias Andalus alias Abu Hilwa memiliki peran penting di Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Jawa Tengah.
Baca: Teroris JAD Temanggung Diduga Terlibat Rencana Teror ke Polisi
"Karena dia boleh dikatakan memiliki pengalaman dan bisa tembus sampai ke Filipina Selatan. Apalagi saat ke sana tidak ketahuan," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo di kantornya, Jakarta Selatan pada Jumat, 22 Februari 2019.
Di Filipina, Abu Hilwa masuk dalam kelompok Abu Sayyaf. Kelompok ini secara tidak resmi dikenal sebagai Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS Provinsi Filipina dan mengikuti pelatihan militer.
Meski begitu, Dedi enggan menyimpulkan jika menyebut Abu Hilwa adalah penyambung Abu Sayyaf dengan kelompok terorisme yang ada di Indonesia. "Belum, masih terlalu dini," kata dia. Namun, Abu kemudian dideportasi pada Juni 2016.
Tak hanya di Filipina, Dedi menyebut Abu Hilwa juga pernah mengikuti latihan paramiliter di Karang Bolong, Anyer, Banten pada Oktober 2016.
Abu Hilwa ditangkap saat ada razia lalu lintas di Jalan Lingkar Geneng, Kertosari, Temanggung, Jawa Tengah, 14 Februari 2019 pukul 10.30. Dedi menuturkan, Abu Hilwa panik dan kabur ke sawah ketika melihat ada razia lalu lintas.
"Jadi dia lihat dari jauh ada razia, terus kabur," ucap Dedi. Karena curiga, polisi langsung mengejar orang tersebut dan menangkapnya.
Simak juga: Kronologis Penangkapan Teroris JAD saat Razia Kendaraan
Untuk membuka mobil yang ditinggal Abu Hilwa, polisi memanggil ahli kunci. Saat mobil terbuka, ditemukan sejumlah buku yang berkaitan dengan terorisme. Ditelusuri lebih jauh, Abu Hilwa ternyata masuk dalam daftar pencarian orang (DPO). Ia pun kini ditahan di Polda Jawa Tengah.