TEMPO.CO, Jakarta - Harry Kuncoro, terduga penyandang dana ISIS atau Negara Islam Irak dan Suriah di Indonesia, dicokok Detasemen Khusus 88 Antiteror (Densus 88) di Bandara Soekarno-Hatta pada 3 Januari 2019. Ia ditangkap saat hendak pergi ke Suriah. Polisi menduga ia akan bergabung dengan ISIS di sana.
Baca: Penyandang Dana ISIS Harry Kuncoro Murid Abu Bakar Baasyir
Berikut sepak terjang Harry Kuncoro:
1. Dekat dengan Umar Patek
Harry dikenal dekat dengan Umar Patek karena pernah menjadi pengawalnya. Bahkan, Umar Patek sempat mengajarkan Harry bagaimana cara meracik bom.
Harry mengatakan bahwa saat itu dia diajari oleh Umar tentang bagaimana cara mencampur potasium klorat, sulfur dan arang sehingga bisa menjadi sebuah bom. "Tidak ada bahan yang harus dicampurkan, cuma diajarkan teorinya dan komposisinya saja, tapi karena sudah sepuluh tahun lebih dan tidak pernah saya pakai, saya lupa," kata Harry dalam sidang Umar Patek pada 2012 silam.
Harry pernah membantu Umar Patek, terpidana teroris Bom Bali pada 2011 silam. Saat itu, ia mencarikan calo yang bisa mengurus paspor asli tapi palsu untuk Umar Patek. Pengadilan Negeri Jakarta Barat memvonis Harry enam tahun penjara pada 2012. Ia bebas murni pada Februari 2016.
2. Pernah Jadi Murid Abu Bakar Baasyir
Harry pernah menjadi narapidana teroris dan ditahan di Lembaga Pemasyarakatan Pasir Putih, Nusakambangan sejak 2012 dan bebas pada 2016. Selama menjalani hukumannya, Harry menempati Blok D dan berada satu kamar dengan terpidana kasus terorisme Abu Bakar Baasyir.
Harry mendampingi Baasyir di penjara karena keduanya sudah kenal lama. Dia mengatakan Harry merupakan salah satu murid Baasyir. "Ya mendampingi karena sudah kenal lama, HK termasuk salah satu muridnya ABB," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo, pada Selasa, 12 Februari 2019.