TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mencurigai peristiwa teror yang terjadi di Jawa Tengah belakangan ini sengaja didesain. Setidaknya sampai hari ini, sudah ada 27 kejadian pembakaran di empat daerah di Jawa Tengah. Kota Semarang yang terbanyak, 17 kejadian; Kabupaten Kendal terjadi delapan kasus pembakaran; Kabupaten Semarang satu insiden; dan satu kejadian di Kabupaten Grobogan.
Baca: Ada Teror Pembakaran, Polri Imbau Warga Semarang Tetap Tenang
"Saya tidak ingin memunculkan polemik, tapi ini situasi yang berulang. Jadi saya pikir ini penting untuk didalami, apakah ini peristiwa yang by design atau kebetulan. Tapi kalau kebetulan kenapa berantai? Ini yang sedang didalami," kata Moeldoko saat ditemui di Hotel Bidakara, Jakarta pada Senin, 11 Februari 2019.
Moeldoko mengatakan, pendapatnya tersebut berdasar pola-pola yang ditengarai sama dengan peristiwa sebelumnya, seperti tahun lalu ada isu 'teror orang gila' dan penganiayaan terhadap ulama.
"Jadi bisa, sangat mungkin (by design). Untuk pemanasan, bisa juga begitu, tapi kami tidak ingin membuat polemik, kami hanya ingin mendalami tujuannya apa itu, siapa pelakunya dan seterusnya. Motifnya yang paling penting," ujar dia.
Moeldoko menyebut, pemerintah saat ini telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk meminta menyelidiki soal teror yang belakangan terjadi di Jawa Tengah ini. "Saya pikir polisi sudah mengambil langkah, tidak boleh ini terus-terusan terjadi karena ini menyangkut rasa kenyamanan, ketertiban, keamanan," ujar dia.
Simak juga: Enam Fakta di Sekitar Teror Pembakaran Mobil di Jawa Tengah
Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengatakan, terkait hal ini, pihaknya sudah mengingatkan siskamling untuk berjaga-jaga akan adanya pergerakan yang mencurigakan. "Saya kira ini organisasi yang gelap, yang tujuannya mengganggu stabilitas. Saya yakin akan bisa terungkap ini inisiatif sendiri atau ada yang menggerakkan," kata Tjahjo saat ditemui di lokasi yang sama.