TEMPO.CO, Jakarta - Polri menduga kasus pembunuhan dengan mutilasi di Poso, Sulawesi Tengah, merupakan upaya kelompok Mujahidin Indonesia Timur atau MIT memancing aparat kepolisian.
Baca juga: Polda: Gerilya Mujahidin Indonesia Timur di Poso Berubah
Kasus mutilasi pria berinisial RB, 34 tahun, itu diduga dilakukan dengan sengaja untuk menciptakan keresahan dan teror dalam masyarakat.
"Selain itu, mereka (kelompok DPO MTI) juga diduga mengincar polisi," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo di Markas Besar Polri, Jakarta Selatan, pada Selasa, 1 Januari 2018.
Menurut Dedi, awalnya aparat mendapatkan informasi dari warga, terkait penemuan jenazah yang kepala dan tubuhnya terpisah. Potongan kepala yang diketahui merupakan warga bernama RB alias A ditemukan di sebuah jembatan desa pada 30 Desember 2018.
Setelah mengevakuasi kepala korban, polisi pun bergegas mencari badan korban. Setelah diusut, diketahui badan RB ditemukan di daerah pegunungan. Saat hendak melakukan evakuasi badan korban itulah, aparat kepolisian dihujani tembakan dari kelompok DPO Mujahidin Indonesia Timur Poso.
Dedi menuturkan, saat ini Satuan Tugas (Satgas) Tinombala, yang telah diberlakukan tetap dalam Polda Sulawesi Tengah, sedang melakukan pengejaran terhadap para pelaku. Bahkan, Polri turut menerjunkan empat Satuan Setingkat Pleton (SST) Brigadir Mobil untuk membantu Kepolisian Resor Parimo.
Baca juga: Kontak Tembak di Poso, Polres Benarkan 2 Terduga Teroris Tewas
Polisi pun telah mengetahui kekuatan kelompok Mujahidin Indonesia Timur tersebut. “Satgas Tinombala juga telah mengetahui amunisi yang dimiliki mereka. Namun kami tidak dapat menyebutkan jumlah anggota dan amunisi tersebut,” ucap Dedi.
Seperti diketahui, kelompok DPO MIT Poso dipimpin oleh Ali Kalora CS. Mereka merupakan kelompok pecahan dari Santoso CS, yang sampai saat ini anggotanya juga masih dalam pengejaran.
Adapun jenazah RB, saat ini telah dievakuasi untuk menjalani penyelidikan lanjutan. Jenazah tersebut juga telah menjalani prosedur visum et repertum. Namun aparat kepolisian belum mengetahui secara pasti apakah RB tewas dihabisi kelompok teroris.