TEMPO.CO, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana menyatakan masih kesulitan mengevakuasi dan menyalurkan logistik kepada korban tsunami Selat Sunda di Kecamatan Sumur, Pandeglang, Banten. Salah satu kendalanya adalah hoax mengenai tsunami susulan. BNPB menyebut petugas evakuasi sempat kembali lagi karena hoaks tersebut.
“Kemarin isu mengenai tsunami susulan terus terjadi, sehingga menyebabkan petugas yang ingin ke sana balik lagi,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di kantornya, Rabu, 26 Desember 2018.
Baca: Menembus Kecamatan Sumur yang Diterjang Tsunami Selat Sunda
Kecamatan Sumur merupakan salah satu kawasan terdampak tsunami Selat Sunda yang terjadi pada Sabtu, 22 Desember 2018 pukul 21.27 WIB. Kecamatan yang berada di pesisir Banten dekat dengan Taman Nasional Ujung Kulon itu sempat terisolasi. Evakuasi dan penyaluran bantuan ke daerah tersebut terkendala jembatan rusak dan puing-puing yang menghalangi jalan ditambah cuaca buruk.
Meski begitu, Sutopo sebelumnya mengatakan kawasan itu mulai dapat dijangkau petugas pada Senin, 24 Desember 2018. Sutopo menuturkan BNPB menggunakan tiga jalur untuk menyalurkan bantuan ke daerah tersebut.
Baca: Kondisi Kecamatan Sumur, Daerah Terdampak Tsunami yang Terisolasi
Dia mengatakan tiga helikopter BNPB difokuskan memberikan bantuan ke daerah itu. Penyaluran bantuan juga dilakukan melalui laut dengan kapal.
Meski begitu, Sutopo mengakui penyaluran bantuan lewat darat ke Kecamatan Sumur masih sulit karena jalan dan jembatan yang rusak. Karena itu, dia mengatakan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika akan terus memberikan informasi untuk menyangkal informasi bohong mengenai tsunami susulan.