TEMPO.CO, Jakarta - Lima orang yang terlibat dalam pendirian Partai Amanat Nasional melayangkan surat terbuka untuk Amien Rais. Kelima orang itu ialah Abdillah Toha; advokat senior Albert Hasibuan; sastrawan dan jurnalis senior Goenawan Mohamad; penyair dan tokoh budaya Toety Heraty; dan Zumrotin.
Baca: Lima Pendiri PAN Minta Amien Rais Mundur
Amien Rais juga merupakan salah satu pendiri PAN. Amien kini menjabat sebagai Ketua Dewan Kehormatan partai berlambang matahari terbit itu. Amien juga terlibat sebagai anggota Dewan Pembina Badan Pemenangan Nasional pasangan calon presiden-wakil presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Dalam suratnya, kelima pendiri PAN itu menyarankan Amien mundur dari politik praktis dan menyerahkan partai kepada generasi yang ada di bawahnya.
"Barangkali sudah saatnya Saudara mengundurkan diri dari kiprah politik praktis sehari-hari, menyerahkan PAN sepenuhnya ke tangan generasi penerus, dan menempatkan diri Saudara sebagai penjaga moral dan keadaban bangsa serta memberikan arah jangka panjang bagi kesejahteraan dan kemajuan negeri kita," demikian tertulis dalam surat terbuka yang dirilis pada hari ini, Rabu, 26 Desember 2018.
Dalam pertimbangannya, kelima orang itu merasa perlu membuat pernyataan untuk mengingatkan komitmen pendirian PAN. Menurut mereka, PAN merupakan partai reformasi yang menjunjung kebebasan berpendapat dan demokrasi setelah 32 tahun berada di bawah kekuasaan Orde Baru yang korup dan otoriter.
Mereka menyebut PAN juga berasaskan Pancasila, partai modern yang bersih dari noda-noda orde baru, bertujuan menciptakan kemajuan bangsa, terbuka, inklusif memelihara kemajemukan, dan tidak memosisikan diri mewakili golongan tertentu. PAN, kata kelima orang ini, juga percaya dan mendukung setiap warga negara memiliki kedudukan sama di muka hukum, tidak mengenal mayoritas serta minoritas.
Kelima orang ini pun menilai Amien tak lagi sejalan dengan prinsip-prinsip tersebut. "Kami mendapatkan kesan kuat bahwa Saudara Amien Rais, sejak mengundurkan diri sebagai ketua umum PAN sampai sekarang, baik secara pribadi maupun mengatasnamakan PAN, seringkali melakukan kiprah manuver politik yang tidak sejalan dengan prinsip-prinsip itu."
Menurut mereka, Amien semakin lama kian eksklusif dan tidak menumbuhkan kerukukan bangsa dalam berbagai pernyataan dan sikap politiknya. Amien juga dinilai malah bersimpati, mendukung, dan bergabung dengan politisi yang ingin mengembalikan kekuatan orde baru ke kancah politik.
Amien dulu terlibat dalam gerakan menumbangkan kekuasaan orde baru yang dipimpin Soeharto. Kini, koalisi Prabowo-Sandiaga, yang disokong Amien dan PAN, juga beranggotakan Partai Berkarya yang didirikan anak-anak Soeharto dan mengusung narasi orde baru.
Berikutnya, kelima orang tersebut juga menganggap Amien menggunakan agama sebagai kekuatan politik. "Saudara telah menjadikan agama sebagai alat politik untuk mencapai tujuan meraih kekuasaan."
Amien sebagai ilmuwan politik juga dinilai gagal mencerdaskan bangsa, tetapi malah ikut mengeruhkan suasana dalam negeri dengan menyebarkan berita yang jauh dari kebenaran tentang kebangkitan Partai Komunis Indonesia. Mereka juga menyebut Amien terkesan berat menyerahkan kepemimpinan PAN kepada generasi berikutnya dengan terus melakukan manuver politik. Mereka menilai manuver Amien itu destruktif untuk masa depan partai.
Simak juga: Sikap Muhammadiyah terhadap Ancaman Amien Rais Soal Pilpres
Pernyataan kelima pendiri PAN soal Amien Rais ini sedianya disampaikan melalui konferensi pers di Cemara 6 Galeri, gedung milik Toety Heraty di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Namun, konferensi urung dilaksanakan. Sebagai gantinya, seorang bernama Toar yang mengaku sekretaris Albert Hasibuan datang membagikan kertas yang berisi surat terbuka.