TEMPO.CO, Pandeglang - Pangdam III Siliwangi Mayor Jenderal Tri Soewandono mengatakan pencarian korban tsunami Banten di wilayah Banten perlu melibatkan anjing pelacak.
"Anjing pelacak bisa mengendus jenazah di puing-puing bangunan yang roboh," kata Tri saat jumpa pers di Labuan, Pandeglang, Senin, 24 Desember 2018.
Baca: BMKG: Tsunami Selat Sunda Akibat Erupsi Gunung Anak Krakatau
Sejauh ini, kata Tri, diperkirakan masih banyak jenazah korban tsunami yang belum ditemukan tim evakuasi. Ia mengatakan tim akan bekerja keras selama satu pekan kedepan untuk menemukan para korban. "Kami menerima informasi masih banyak korban yang hilang dan belum ditemukan," kata dia.
Ia juga mengatakan, saat ini jalan menuju Kecamatan Sumur yang sempat putus akibat tsunami kini sudah bisa dilintasi kendaraan. Para relawan sudah bisa memasok distribusi bantuan ke daerah itu.
Baca: Jokowi: Tsunami Selat Sunda Benar-benar di Luar Perkiraan
Selama ini, kata Tri, persediaan logistik mencukupi dan tinggal didistribusikan ke posko-posko lokasi yang terdampak tsunami tersebut. "Kita prioritaskan penyaluran bantuan agar para korban tidak terancam kerawanan pangan," ujarnya.
Kepala Kepolisian Resor Pandeglang Ajun Komisaris Besar Indra Luttiyanto Amstono mengatakan pihaknya sudah menyiap anjing pelacak untuk mencari mayat yang belum ditemukan. "Kami berharap jenazah korban tsunami bisa ditemukan, sehingga tidak menimbulkan gangguan kesehatan jika mayat membusuk," kata dia.
Sampai hari ini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana merilis data bahwa ada 281 korban meninggal, 1.061 luka, 57 hilang dan 11.687 orang mengungsi akibat tsunami Banten. Bantuan bagi para korban telah disalurkan ke posko-posko pengungsian.