TEMPO.CO, Jakarta - Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Lampung Selatan mencatat sampai saat ini korban tewas akibat tsunami Selat Sunda terus bertambah, menjadi 29 orang. "Tadi baru 16 orang, ini ada tambahan laporan 13 orang lagi, tewas," ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Lampung Selatan, I Ketut Sukerta, saat dihubungi Tempo, Ahad, 23 Desember 2018.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB merilis bencana gelombang pasang tinggi dan tsunami di Selat Sunda mengakibatkan puluhan korban jiwa serta ratusan orang luka-luka. Korban tersebar di Kabupaten Padenglang, Kabupaten Serang, dan Lampung Selatan.
Baca: Rombongan Pegawai Kemenpora Jadi Korban Tsunami Selat Sunda ...
Di Kabupaten Pandeglang, tsunami berdampak ke Kecamatan Carita, Panimbang, dan Sumur. Di kawasan itu bencana menyebabkan 14 orang meninggal dunia, 150 orang luka-luka, 43 rumah rusak berat, sembilan hotel rusak berat dan puluhan kendaraan rusak.
Tsunami juga menyebabkan tiga orang meninggal dunia, empat orang terluka dan dua orang hilang di Kabupaten Serang. Di daerah ini, tsunami menerjang kawasan permukiman dan wisata di Pantai Tanjung Lesung, Pantai Sumur, Pantai Teluk Lada, Pantai Panimbang, dan Pantai Carita.
Baca: Jokowi Perintahkan Jajarannya Tangani Tsunami Selat Sunda ...
Penanganan darurat masih terus dilakukan oleh BPBD bersama TNI, Polri, Basarnas, SKPD, Tagana, PMI, relawan dan masyarakat. Bantuan logistik disalurkan. “Sementara itu, Jalan Raya penghubung Serang-Pandeglang putus akibat tsunami," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwonugroho.
Ribuan orang mengungsi akibat bencana ini. Sutopo mengatakan tsunami Selat Sunda tidak dipicu oleh gempa bumi. Sebab, kata dia, tidak ada aktivitas tektonik yang terdeteksi memicu tsunami.
Tonton video komedian Aa Jimmy jadi korban tewas tsunami Selat Sunda disini.