TEMPO.CO, Jakarta - Komunitas Sahabat Jokowi Solo menggelar acara bedah buku Jokowi dari Bantaran Kalianyar ke Istana di Restoran Rumah Sinten Solo, Rabu 19 Desember 2018. Acara ini dihadiri oleh ibunda Jokowi, Sudjiatmi Notomihardjo serta kedua paman Presiden, Miyono Suryo Sarjono dan Setiawan.
Baca juga: Tunjukan Foto Hoax, Jokowi Minta Tolong Ulama Bendung Isu PKI
Buku ini ditulis oleh Wawan Mas'udi, pengajar di Fakultas Ilmu Politik dan Sosial Universitas Gadjah Mada, bersama Akhmad Ramdhon, dosen Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam penulisan buku ini, kedua peneliti melacak asal-usul Jokowi dari kakek-nenek dan kedua orang tuanya.
"Kami mendatangi kampung-kampung tempat asal-usul keluarga Jokowi dan mengumpulkan beberapa sumber," kata Wawan dalam acara bedah buku tersebut. Ia mengaku telah melakukan penelitian soal Jokowi sejak 2010 untuk penulisan desertasi.
Dari penelusuran yang mereka lakukan, diketahui bahwa kakek Jokowi dari jalur ayah, pernah menjabat sebagai Kepala Desa Krajan, Karanganyar, Jawa Tengah. "Kakek Jokowi menjabat sebagai kepala desa sejak Orde Lama hingga Orde Baru," kata Ramdhon menambahkan. Temuan itu, menurut dia, membantah fitnah Jokowi keturunan simpatisan Partai Komunis Indonesia (PKI).
Baca: 9 Juta Orang Percaya Fitnah, Jokowi: Saatnya Saya Bicara Sekarang
Alasannya, pemerintah orde baru tidak akan mungkin membiarkan orang yang tersangkut PKI untuk menjadi kepala desa. "Mbah Lurah ini menjabat sejak tahun 1950 hingga 1980-an," katanya.
Paman Jokowi, Miyono, memberikan apresiasi terhadap penerbitan buku ini. "Buku ini ditulis oleh para akademisi yang tentunya memiliki dasar penulisan yang kuat," katanya. Ia pun berharap buku ini bisa menetralisir fitnah-fitnah terhadap Jokowi yang berkembang sejak lima tahun silam.