Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Gus Sholah: Museum Islam Indonesia untuk Hadapi Islam Berbeda

image-gnews
Presiden Joko Widodo alias Jokowi menyampaikan sambutan saat meresmikan Museum Islam Indonesia KH Hasyim Asyari di Jombang, Jawa Timur, Selasa, 18 Desember 2018. Museum Islam Indonesia tersebut didirikan untuk menyebarluaskan informasi tentang sejarah perkembangan Islam di Indonesia. ANTARA/Puspa Perwitasari
Presiden Joko Widodo alias Jokowi menyampaikan sambutan saat meresmikan Museum Islam Indonesia KH Hasyim Asyari di Jombang, Jawa Timur, Selasa, 18 Desember 2018. Museum Islam Indonesia tersebut didirikan untuk menyebarluaskan informasi tentang sejarah perkembangan Islam di Indonesia. ANTARA/Puspa Perwitasari
Iklan

TEMPO.CO, Jombang - Pimpinan Pondok Pesantren Tebuireng, Salahuddin Wahid atau Gus Sholah, mengatakan alasan di balik pembangunan Museum Islam Indonesia KH Hasyim Asy'ari adalah untuk menghadapi kelompok Islam yang berbeda.

Baca: Pesan Jokowi Saat Resmikan Museum Islam Indonesia di Tebuireng

"Kami perlu mendirikan museum, kemudian memberikan informasi kepada masyarakat bagaimana Islam itu datang ke Nusantara dengan cara damai, tanpa dukungan militer, tanpa dukungan politik," kata Gus Sholah di lokasi peresmian Museum Islam Indonesia KH Hasyim Asy'ari di Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, pada Selasa, 18 Desember 2018.

Cucu pahlawan nasional KH Hasyim Asy'ari ini mengungkapkan bahwa Islam datang semata-mata melalui dakwah dan niaga. Kemudian, menikah dengan penduduk lokal menyampaikan Islam dengan cara yang baik, seperti menghormati budaya, berdialog dengan budaya setempat, menggunakan medium dakwah setempat seperti wayang, syair, gurindam.

Menurut Gus Sholah, banyak tokoh Islam juga terlibat dalam proses diskusi untuk merumuskan bangsa seperti apa yang ingin diwujudkan dan negara seperti apa yang ingin didirikan. Berdasarkan itu, Gus Sholah pun membantah pernyataan sejumlah kelompok Islam, seperti pengikut Abu Bakar Ba'asyir dan kelompok Hizbut Tahrir Indonesia, yang menyatakan negara Indonesia tidak sesuai ajaran Islam.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Bagaimana mungkin negara yang didirikan kelompok-kelompok, termasuk di dalamnya kyai-kyai tidak hanya NU, Muhammadiyah, PSII, ikut dalam proses mendirikan negara Republik Indonesia. Bagaimana mungkin negara yg didirikan bersama-sama dengan kyai kok bertentangan dengan ajaran Islam. Ini kan tidak paham betul mereka itu," kata dia.

Melalui pendirian museum, Gus Sholah berharap bisa memberikan informasi kepada masyarakat supaya paham bahwa Indonesia merupakan perpaduan keindonesiaan dan keislaman dalam berbagai bentuk, dalam budaya, dalam hukum.

Baca: Museum Islam Indonesia di Jombang: Ada Prasasti hingga Kitab Kuno

"Mudah-mudahanan informasi ini bisa diserap masyarakat. Kemudian pengunjung bisa bercerita pada keluarganya, kawan-kawannya. Enggak benar omongan HTI itu, enggak benar omongane (omongannya) ustad Abu Bakar Ba'asyir. Sing bener yo NU, Muhammadiyah, sik dituruti itu," kata dia dalam sambutan membuka Museum Islam Indonesia.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Pemerintah Merasa Toleransi dan Kebebasan Beragama di Indonesia Berjalan Baik

2 hari lalu

Foto udara sejumlah umat Islam menunaikan salat Idul Fitri 1445 Hijriah secara berjamaah di Jalan Jatinegara Barat dan Jalan Matraman Raya, Jatinegara, Jakarta, Rabu, 10 April 2024. Warga muslim setempat biasanya melaksanakan salat Idul Fitri maupun Idul Adha di samping kanan dan kiri Gereja Protestan Koinonia yang didirikan pada 1889 itu. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Pemerintah Merasa Toleransi dan Kebebasan Beragama di Indonesia Berjalan Baik

Kemenkumham mengklaim Indonesia telah menerapkan toleransi dan kebebasan beragama dengan baik.


Fakta Uzbekistan, Negara Asal Imam Bukhari yang Pernah Dicengkram Uni Soviet

8 hari lalu

Pusat Sejarah Bukhara, di Uzbekistan. UNESCO menetapkan tempat ini sebagai situs warisan dunia pada tahun 1993. Terletak di Jlaur Sutra, Bukhara adalah contoh paling komplit kota abad pertengahan di Asia Tengah, termasuk makam Ismail Samani, dan manara masjid Poi-Kalyan dari abad ke-11. AP/Fotolia
Fakta Uzbekistan, Negara Asal Imam Bukhari yang Pernah Dicengkram Uni Soviet

Uzbekistan, tempat kelahiran Imam Bukhari, seorang periwayat hadis yang dihormati.


7 Influencer Mualaf Terkenal dari Korea

15 hari lalu

Ayana Moon merayakan Idul Fitri bersama adiknya, Aydin Moon yang belum lama menjadi mualaf. Foto IG @aydinmoon.
7 Influencer Mualaf Terkenal dari Korea

Kiprah sejumlah influencer mualaf ikut mewarnai penyebaran Islam di Korea


Kisah Masuknya Islam ke Korea Sebelum Diwarnai Daud Kim dan Influencer Mualaf Lainnya

15 hari lalu

Korea Siap Menerima Wisatawan Muslim
Kisah Masuknya Islam ke Korea Sebelum Diwarnai Daud Kim dan Influencer Mualaf Lainnya

Jauh sebelum viralnya infuencer Mualaf seperti Daud Kim, Islam masuk ke Korea sejak tahun 1950-an.


Kongres Pemuda Indonesia Laporkan Pendeta Gilbert Lumoindong ke Polda Metro Jaya atas Kasus Penistaan Agama

16 hari lalu

Gilbert Lumoindong. Instagram
Kongres Pemuda Indonesia Laporkan Pendeta Gilbert Lumoindong ke Polda Metro Jaya atas Kasus Penistaan Agama

Ketua Kongres Pemuda Indonesia atau KPI Jakarta Sapto Wibowo Sutanto melaporkan pendeta Gilbert Lumoindong ke Polda Metro Jaya pada 19 April 2024.


Sebut Serangan ke Israel sebagai Pertahanan Diri yang Sah, Ini Profil Presiden Iran Ebrahim Raisi

21 hari lalu

Presiden Iran Ebrahim Raisi berbicara dalam pertemuan dengan kabinet di Teheran, Iran, 8 Oktober 2023. Iran's Presidency/WANA (West Asia News Agency)/Handout via REUTERS
Sebut Serangan ke Israel sebagai Pertahanan Diri yang Sah, Ini Profil Presiden Iran Ebrahim Raisi

Y.M. Seyyed Ebrahim Raisi atau lebih dikenal sebagai Ebrahim Raisi merupakan seorang politikus konservatif dan prinsipil Iran serta ahli hukum Islam.


Simpang Siur Identitas Penyerang Australia, Sempat Dikira Ekstremis Yahudi dan Islam

22 hari lalu

Pelaku penusukan Joel Cauchi. Istimewa
Simpang Siur Identitas Penyerang Australia, Sempat Dikira Ekstremis Yahudi dan Islam

Berbagai akun X dengan banyak pengikut menuduh pelaku penusukan di Australia sebagai ekstremis Islam atau Yahudi


Sejarah dan Filosofi Ketupat, Makanan yang Identik dengan Lebaran

27 hari lalu

Warga berebut gunungan kupat (ketupat) berisi uang saat tradisi Grebeg Kupat di Dawung, Banjarnegoro, Mertoyudan, Magelang, Jawa Tengah, Rabu, 26 April 2023. Tradisi Grebeg Kupat rutin digelar warga setempat sebagai ungkapan sukacita dan ajang silaturahmi dalam merayakan Lebaran. ANTARA FOTO/Anis Efizudin
Sejarah dan Filosofi Ketupat, Makanan yang Identik dengan Lebaran

Ketupat memiliki sejarah yang panjang selain identik dengan hari raya Idul Fitri atau Lebaran.


Muhammadiyah Beberkan Alasan Tetapkan Idulfitri Lebih Awal

29 hari lalu

Ketum Muhammadiyah Haedar Nashir saat diwawancarai tempo di Pesatren Diniyah Puteri Padang Panjang. TEMPO/Fachri Hamzah
Muhammadiyah Beberkan Alasan Tetapkan Idulfitri Lebih Awal

Menurut Haedar, maklumat yang disampaikan Muhammadiyah lebih awal tak bermaksud mendahului pihak tertentu dalam penentuan Idulfitri.


Miniatur Toleransi dari Tapanuli Utara

35 hari lalu

Miniatur Toleransi dari Tapanuli Utara

Bupati Nikson Nababan berhasil membangun kerukunan dan persatuan antarumat beragama. Menjadi percontohan toleransi.