Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Demokrat Sebut Eggi Sudjana Salah dalam Menafsirkan Sikap SBY

image-gnews
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bersama dengan para kader Partai Demokrat mengangkat tangannya dalam perayaan ulang tahun ke-17 Partai Demokrat, di Jakarta, Senin, 17 September 2018. Dalam perayaan ulang tahun ke-17 ini, Partai Demokrat mengangkat tema
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bersama dengan para kader Partai Demokrat mengangkat tangannya dalam perayaan ulang tahun ke-17 Partai Demokrat, di Jakarta, Senin, 17 September 2018. Dalam perayaan ulang tahun ke-17 ini, Partai Demokrat mengangkat tema "Utamakan Rakyat dan Bangun Politik yang Beradab". TEMPO/Fakhri Hermansyah
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief menyebut Dewan Penasihat Persaudaraan Alumni 212 Eggi Sudjana salah dalam menafsirkan sikap Partai Demokrat terkait politik identitas. Eggi sebelumnya menyebut cara berpolitik Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono banci dan tidak tegas. Sebutan banci dan tidak tegas ini disematkan Eggi menanggapi pidato SBY sebelumnya.

Andi mengatakan partainya tak mau terjebak di salah satu polar kekuatan kelompok kanan atau kiri yang menguat setelah pemilihan gubernur DKI Jakarta 2017. Andi berujar, partainya berusaha untuk berada di tengah.

Baca: Eggi Sudjana Tak Setuju Pendapat SBY Soal Politik Identitas

"Demokrat berupaya tarik sebagian kiri atau kanan dan minoritas menyatu di kekuatan tengah agar tidak bipolar yang bahaya. Eggi Sudjana salah tafsir," kata Andi melalui cuitan di akun Twitternya, @AndiArief_, Senin, 12 November 2018.

Dalam pidato di pembekalan calon anggota legislatif di The Sultan Hotel Sabtu pekan lalu, SBY mengatakan bahwa mencuatnya politik identitas dan hal-hal berbau narasi esktrem membuat atmosfer politik dan demokrasi Indonesia tidak sehat. Dia berujar, rakyat dihadapkan pada situasi rawan pertengkaran hingga perpecahan.

Eggi mengatakan tak sependapat dengan SBY. Dia menilai identitas itu tak bisa dilepaskan dari politik. Pentolan Persaudaraan Alumni 212 ini beralasan, Islam memerintahkan penganutnya menunjukkan identitasnya sebagai muslim.

Baca: SBY: Saya Menahan Emosi Difitnah Soal Century dan Hambalang

Eggi juga mengungkit sikap SBY dan Demokrat di pemilihan presiden 2014 yang dinilai tak tegas dan tak jelas. Menurut Eggi, Prabowo akan menang seumpama SBY tegas mendukung di pilpres ketika itu. Dia menyebut SBY juga tak tegas dan cenderung mengambil posisi aman di pilpres 2019 ini.

"Netral itu setan bisu dalam perspektif tauhid. Dia setan, tapi bisu, tapi kan tetep setan," kata Eggi di D Hotel, Ahad, 11 November 2018. "Ya saya enggak bilang dia (SBY) setan. Ini kan soal sikap, jangan diplintir. Kalau politik banci bener."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Andi Arief melanjutkan, Partai Demokrat belajar menghindari politik bipolar dengan cara demokratis dari para pendahulu, seperti Sukarno dan Soeharto. Dia merujuk Sukarno dengan nasionalis, agama, dan komunis atau Nasakom dan Soeharto dengan fusinya.

"Sayangnya mereka lakukan dengan paksaan dan akali undang-undang seperti Jokowi ngakali parlemen dan undang-undang serta MK untuk politik bipolar," kata Andi.

Andi berujar banyak tokoh politik yang menjadi korban politik bipolar ini, Eggi Sudjana salah satunya. "Eggi terjerumus dalam nikmatnya benturan Islam dan nasionalis seakan-akan jadi laki-laki sejati dengan keislamannya," kata dia.

Baca: Pesan SBY ke Jokowi dan Prabowo: Jangan Gunakan Politik Identitas

Andi juga mengungkit kondisi politik tahun 2004-2014 yang disebutnya stabil. Dua periode pemerintahan Presiden SBY ini, kata dia, adalah masa persatuan nasional antara mayoritas tengah, sebagian kiri, sebagian kanan, dan kelompok minoritas. "Itulah mengapa terjadi kedamaian dalam multipartai dan mendorong ekonomi tumbuh," kata dia.

Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Panjaitan mengatakan, Demokrat memainkan peran nonblok untuk menjaga keseimbangan antara dua kelompok. Dia mengatakan sikap itu tidak berarti partainya berpolitik ibarat banci.

"Demokrat itu bandul tengah, ingatkan kalau terlalu ke kanan tarik ke kiri, kalau terlalu kiri tarik ke tengah. Karena itulah Demokrat menjadi jangkarnya RI ini," kata Hinca di The Sultan Hotel, Jakarta, Ahad, 11 November 2018.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Massa Aksi 411 Kecam Cawe-Cawe Jokowi dalam Seleksi Pimpinan KPK

20 menit lalu

Ratusan massa yang tergabung dalam organisasi masyarakat (ormas) Front Persaudaraan Islam atau FPI saat menggelar reuni akbar 411 longmarch dari Masjid Istiqlal menuju Istana Merdeka, Jakarta, Senin, 4 November 2024. Reuni itu juga dihadiri oleh aliansi ormas Islam lain yang bersatu menuntut untuk mengadili mantan Presiden ke-7 Indonesia Joko Widodo yang juga menghendaki agar Fufufafa ditangkap. TEMPO/Subekti.
Massa Aksi 411 Kecam Cawe-Cawe Jokowi dalam Seleksi Pimpinan KPK

Pada reuni aksi 411 yang digelar di Patung Kuda Monas, seorang orator menyoroti cawe-cawe Jokowi dalam menentukan capim KPK.


Demokrat Jadi Bagian Koalisi Pemerintah, AHY Minta Anggota DPRD dari Partainya Jaga Sikap Kritis

1 jam lalu

Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjawab pertanyaan wartawan di Jakarta, Senin 4 November 2024. ANTARA/Donny Aditra
Demokrat Jadi Bagian Koalisi Pemerintah, AHY Minta Anggota DPRD dari Partainya Jaga Sikap Kritis

AHY menuturkan menyuarakan aspirasi rakyat sejalan dengan imbauan Presiden Prabowo bahwa kepentingan rakyat di atas segalanya.


Prabowo Menemui SBY di Cikeas dan Jokowi di Solo, Bahas Wantimpres?

2 jam lalu

Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mendatangi kediaman presiden terpilih Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara Nomor 4, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada Kamis, 19 September 2024. Dok. Istimewa
Prabowo Menemui SBY di Cikeas dan Jokowi di Solo, Bahas Wantimpres?

Prabowo menemui SBY pada Senin malam, 4 November 2024. Sehari sebelumnya, Prabowo menemui Jokowi di Solo.


Dasco Sebut Prabowo dan SBY Bertemu Bahas Pembentukan Lembaga Investasi

5 jam lalu

Calon presiden Prabowo Subianto menyambangi Presiden Kelima RI Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY di Pacitan, Jawa Timur pada Sabtu, 17 Februari 2024. Foto TKN Prabowo-Gibran
Dasco Sebut Prabowo dan SBY Bertemu Bahas Pembentukan Lembaga Investasi

Presiden Prabowo menyambangi kediaman presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY di Cikeas pada Senin malam.


AHY Kenalkan Menteri PU Dody Hanggodo sebagai Kader Demokrat

12 jam lalu

Dody Hanggodo. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
AHY Kenalkan Menteri PU Dody Hanggodo sebagai Kader Demokrat

AHY memperkenalkan Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo sebagai kader baru Demokrat.


AHY Sebut SBY Makan Malam dengan Prabowo di Cikeas

19 jam lalu

Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mendatangi kediaman presiden terpilih Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara Nomor 4, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada Kamis, 19 September 2024. Dok. Istimewa
AHY Sebut SBY Makan Malam dengan Prabowo di Cikeas

Agus Harimurti Yudhoyono mengatakan SBY bertemu dengan Prabowo di Cikeas.


Survei Kawula17 Ungkap Penyebab Nilai Kinerja Jokowi Merosot Menjelang Lengser

5 hari lalu

Presiden ke-7 Joko Widodo meninggalkan Istana Merdeka menuju DPR RI untuk menghadiri Pelantikan Presiden kedelapan Prabowo Subianto, Jakarta, Minggu, 20 Oktober 2024. Menjelang akhir masa jabatannya, Jokowi dihadapkan pada berbagai kontroversi yang memicu perdebatan publik diantaranya, Revisi UU TNI dan Polri, Revisi UU Penyiaran, Penurunan Usia Calon Gubernur, Tabungan Perumahan Rakyat dan Isu Dinasti Politik. TEMPO/Ilham Balindra
Survei Kawula17 Ungkap Penyebab Nilai Kinerja Jokowi Merosot Menjelang Lengser

Sigi Kawula17 menunjukan bahwa dari rentang nilai 1-10, nilai kinerja Jokowi merosot dari 5,7 di Q2 2024 menjadi 5,4 di Q3 2024 ini.


Kasus Suap Hasbi Hasan, KPK Periksa Politikus Demokrat Rachland Nashidik

11 hari lalu

Rachland Nashidik. Twitter/@RachlanNashidik
Kasus Suap Hasbi Hasan, KPK Periksa Politikus Demokrat Rachland Nashidik

KPK memeriksa Rachland Nashidik sebagai saksi kasus dugaan tindak pidana suap terkait pengurusan perkara di MA.


Rekor Sri Mulyani Menteri Keuangan Tiga Presiden: SBY, Jokowi, dan Prabowo

12 hari lalu

Sri Mulyani membungkukkan badan saat dipanggil Presiden Prabowo Subianto dalam pengumuman jajaran menteri Kabinet Merah Putih di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu, 20 Oktober 2024. Sri Mulyani terpilih sebagai Menteri Keuangan dalam kabinet itu. ANTARA/Hafidz Mubarak A
Rekor Sri Mulyani Menteri Keuangan Tiga Presiden: SBY, Jokowi, dan Prabowo

Sri Mulyani kembali menjadi Menteri Keuangan dalam pemerintahan Prabowo-Gibran. Sebelumnya, ia menduduki posisi yang sama pada era SBY dan Jokowi.


DKPP Berhentikan Ketua KPU Kota Sorong, Apa Kesalahannya?

12 hari lalu

Pemilih menggunakan hak pilihnya di TPS 20 Kelurahan Malaingkedi Distrik Malaimsimsa Kota Sorong, Papua Barat Daya, Sabtu 24 Februari 2024. KPU Papua Barat Daya melaksanakan Pemungutan Suara Ulang (PSU) di 14 TPS se Papua Barat Daya yaitu 1 TPS di Kota Sorong, 2 TPS di Kabupaten Sorong, 1 TPS di Raja Ampat, 6 TPS di Sorong Selatan dan 4 TPS di Maybrat dengan pemilihan variasi mulai dari 5 surat suara hingga salah satu surat suara. ANTARA FOTO/Olha Mulalinda
DKPP Berhentikan Ketua KPU Kota Sorong, Apa Kesalahannya?

Ketua KPU Kota Sorong, Balthasar Berth Kambuaya, diberhentikan DKPP. Apa alasan dan kesalahannya?