TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris tim kampanye nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Hasto Kristiyanto mengungkapkan, koalisinya sudah mendekati pakar hukum tata negara Yusril Ihza Mahendra, sejak September 2018. Baru kemarin, Senin, 5 November 2018, Yusril resmi mengumumkan bahwa dirinya menjadi kuasa hukum pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Joko Widodo atau Jokowi dan Ma'ruf Amin di pemilihan presiden 2019.
Baca: Yusril Ihza Mahendra Pengacara Kubu Jokowi, Ini Kata Fadli Zon
"Sejak September, dialog-dialog sudah kami lakukan dengan Profesor Yusril," ujar Hasto di Posko Cemara, Jakarta pada Selasa, 6 November 2018.
Hasto mengatakan alasan koalisinya merekrut Yusril. Menurut dia, selain memiliki kepakaran dalam bidang hukum tata negara, Yusril juga disebut memiliki kedekatan dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan calon wakil presiden, Ma'ruf Amin. "Prof. Yusril secara memiliki kedekatan emosional dengan Kiai Ma'ruf Amin, serta memiliki hubungan dekat dengan Ibu Megawati Soekarnoputri dan Erick Thohir," katanya.
Yusril memang pernah menjadi bagian dari PDI Perjuangan, partai pemerintahan saat ini. Yusril adalah bekas Menteri Hukum dan Perundang-undangan pada 2001-2004, di masa pemerintahan Megawati Soekarnoputri.
Baca: Yusril Ihza Mahendra, Dari Pengkritik Menjadi Pengacara Jokowi
Yusril juga kerap membela Ma'ruf Amin. Saat heboh hasil ijtima yang dilakukan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (Ulama), Yusril meminta agar Ijtima Ulama jilid II yang telah diserukan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab diberi kejelasan tentang posisi keulamaan Ma’ruf Amin dan sikap yang harus diambil oleh umat. “Kami, PBB manut kepada para ulama,” ujar Yusril, Agustus lalu.
Yusril yakin semua umat Islam sepakat bahwa Kiai Ma’ruf merupakan ulama. “Siapa di antara umat Islam Indonesia yang berani mengatakan bahwa Kiai Ma’ruf Amin bukan ulama?” ujar dia.