INFO NASIONAL - Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) menilai capaian pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga 2018 sebesar 5,17 persen (yoy) patut ditingkatkan. Sebab, beberapa komponen mampu tumbuh sesuai dengan target pemerintah.
Wakil Ketua KEIN Arif Budimanta mengatakan, dari komponen-komponen pendapatan domestik bruto (PDB) tersebut, laju pertumbuhan pembentukan modal tetap bruto (PMTB), ekspor barang dan jasa, serta pengeluaran konsumsi pemerintah secara akumulatif di atas target yang ditetapkan dalam nota keuangan APBN 2018.
Baca Juga:
“Meskipun belum mencapai akhir tahun, laju pertumbuhan beberapa komponen-komponen sudah melewati target, sehingga harus dijaga dan tentunya ditingkatkan lagi dan pertumbuhan ekonomi bisa maksimal,” ujarnya di Jakarta, Senin, 5 November 2018.
Dalam nota keuangan APBN 2018, laju pertumbuhan PMTB dipatok sebesar 6,3 persen dan secara kumulatif hingga kuartal ketiga 2018 sebesar 6,91 persen. Kemudian laju pertumbuhan ekspor barang dan jasa ditarget 5,1 persen serta secara kumulatif hingga kuartal ketiga 2018 sebesar 7,09 persen.
Selanjutnya, laju pertumbuhan pengeluaran konsumsi pemerintah dipatok sebesar 3,8 persen dan secara kumulatif hingga kuartal ketiga 2018 sebesar 4,92 persen. Kemudian, laju pertumbuhan pengeluaran konsumsi rumah tangga secara kumulatif hingga kuartal ketiga 2018 masih di bawah target yang ditentukan, yakni 5,03 persen dari target 5,1 persen.
Baca Juga:
Namun laju pertumbuhan impor barang juga jasa jauh di luar perkotaan. Dari perkiraan 4,5 persen, justru menjadi 14,02 persen sehingga cenderung menekan laju pertumbuhan ekonomi. “Dengan demikian, ada beberapa komponen yang memang harus menjadi perhatian untuk bisa mencapai target yang diharapkan sehingga pemerintah perlu fokus terhadap sektor-sektor produktif,” ucapnya.
Karena itu, Arif berharap pemerintah dapat fokus terhadap investasi di sektor-sektor yang menciptakan lapangan kerja dan berorientasi ekspor. Selain itu, pada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang juga berpotensi menyerap tenaga kerja.
Pemerintah juga diharapkan dapat terus memberikan dukungan dan insentif bagi investasi yang memiliki kriteria seperti itu dan lebih berhati-hati pada investasi yang hanya mencari pasar di Tanah Air.
“Nantinya investasi ini akan mendorong growth karena banyaknya penyerapan tenaga kerja. Selain itu, orientasi ekspor akan membantu penyeimbangan neraca perdagangan yang tentunya akan berpengaruh positif terhadap perekonomian,” ujarnya.
Selain itu, pemerintah diharapkan mampu menjadikan wilayah sebagai motor penggerak ekspor. Pertimbangannya banyak daerah di Indonesia yang memiliki potensi komoditas ekspor yang belum terkelola dengan baik juga mayoritas diekspor dalam bentuk mentah. (*)