TEMPO.CO, Jakarta - Pimpinan Indonesia Diving Rescue Team (IDRT) Bayu Wardono menuturkan Syahrul Anto, penyelam yang meninggal saat proses pencarian pesawat Lion Air JT 610, dikenal sebagai penyelam yang andal.
Baca: Seorang Penyelam Meninggal Saat Pencarian Pesawat Lion Air JT 610
"Karena kebetulan dia seorang penyelam yang andal, kami ajak kalau ada misi-misi seperti ini," ujar Bayu di Dermaga JICT (Jakarta International Container Terminal) 2, Tanjung Priok, Jakarta Utara pada Sabtu, 3 November 2018.
Syahrul sebelumnya juga dilibatkan dalam evakuasi korban kecelakaan pesawat Air Asia pada Desember 2014. "Tiga minggu dia ikut. Bahkan, dia salah satu penyelam yang paling banyak angkat jenazah," ujar Bayu.
Syahrul bergabung dengan IDRT yang dibentuk pada 2014, sejak ikut dalam penanganan peristiwa kecelakaan pesawat Air Asia. "Dia memang hobi menyelam. Kalau ada kayak gini, dia pasti bantu," ujarnya.
Baca: Penyelam Meninggal Saat Pencarian Lion Air Dibawa ke Surabaya
Syachrul Anto, relawan penyelam Basarnas. Facebook.com
Pada saat terjadi gempa bumi dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah, beberapa lalu, kata Bayu, Syahrul juga terjun langsung. Dia turut membantu evakuasi korban.
Di mata Bayu, Syahrul juga merupakan sosok kebapakan, religius, dan suka menolong. Bayu mengatakan meninggalnya Syahrul membuat rekan-rekan timnya merasa sangat kehilangan. Namun, dia menambahkan, hal itu tidak menyurutkan semangat tim penyelam melanjutkan pencarian korban dan puing-puing pesawat Lion Air JT 610.
"Memang sudah risiko berada di lokasi yang bukan tempat hidupnya manusia. Hidup di darat aja risikonya banyak, apalagi ini yang bukan tempat tinggal. Gitu aja," kata Bayu.
Syahrul meninggal pada 2 November sekitar pukul 21.30 WIB saat proses pencarian pesawat Lion Air JT-610. Ia sempat dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Koja, Jakarta Utara.
Baca: Penyelam Tewas Saat Pencarian Lion Air, Diduga Akibat Dekompresi
Jenazah Syahrul, penyelam sipil yang berada di bawah Basarnas dalam proses pencarian Lion Air ini, sudah diterbangkan ke rumah duka di Surbaya, Jawa Timur. "Basarnas yang urus semua, mulai dari dibawa RSUD Koja sampai ke kampung halamannya, dimakamkan juga pakai cara Basarnas," kata Bayu. Mengenai penyebab kematian Syahrul, Bayu menambahkan, timnya masih perlu melakukan investigasi.