TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Direktur Saksi Tim Kampanye Nasional Jokowi - Ma'ruf, Lukman Edy mengatakan, timnya akan bekerja seperti bidak hitam catur dalam menghadapi pemilihan presiden 2019.
Baca: Jokowi Ingin Ada Dana Kelurahan, Ini Bedanya dengan Dana Desa
"Kami sebagai inkumben akan bekerja seperti bidak hitam. Kami bertahan menerima berbagai hoax yang dilancarkan kubu sebelah," ujar Lukman Edy dalam sebuah acara diskusi di Hotel Aryaduta, Jakarta, pada Selasa, 23 Oktober 2018.
Dalam permainan catur, bidak putih melangkah terlebih dahulu diikuti langkah hitam dan seterusnya putih dan hitam bergantian melangkah. Setiap pemain wajib melangkah, tidak diperkenankan untuk tidak melangkah walaupun langkah yang diambil dapat merugikan.
Menurut Edy, satu bulan sejak masa kampanye dimulai pada 23 September 2018, begitu banyak hoax atau berita bohong yang dilancarkan kubu penantangnya, yakni kubu Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno. "Mulai dari ekonomi kebodohan sampai Ratna Sarumpaet. Selama ini kami bertahan, tapi bukan berarti kami tidak menyerang. Kalau pertahanan sudah masif, ya, kami boleh menyerang," ujar Lukman Edy.
Baca: Jokowi Minta Timses Jangan Serius-Serius Tanggapi Serangan Lawan
Malam kemarin, Selasa, 22 Oktober 2018, calon presiden inkumben Joko Widodo atau Jokowi menggelar rapat tertutup dengan tim kampanye nasional di Hotel Santika, Bogor, Jawa Barat. Menurut Anggota Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi - Ma'ruf Amin, Budiman Sudjatmiko, dalam rapat itu Jokowi meminta pendukungnya untuk tidak selalu menanggapi serangan dari pihak lawan, yakni kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Budiman menjelaskan Jokowi meminta para pendukungnya mulai proaktif berbicara ke publik tentang prestasi pemerintah dan apa target ke depannya. "Jadi tidak perlu mengikuti semua isu-isu recehan (seperti) 'tempe setipis ATM'. Itu dibikin guyon saja karena, toh, orang juga tahu itu tidak serius," kata Budiman ditemui seusai rapat itu.
DEWI NURITA | AHMAD FAIZ