Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Terpesona Wisata Budaya Saat Mengunjungi Kampung Adat di Sumba

image-gnews
Kampung Adat Praijing.

FOTO/TEMPO : Aditya Noviansyah
Kampung Adat Praijing. FOTO/TEMPO : Aditya Noviansyah
Iklan

INFO NASIONAL - Sebagai negara kepulauan, Indonesia terdiri dari beragam suku bangsa. Beruntung, kedekatan latar belakang budaya membuat orang-orang di negeri ini merasa bersaudara sekalipun terpisah jauh dari segi geografis.

Salah satu cara yang tepat untuk mengenali budaya Indonesia adalah dengan berwisata. Anda bisa berkunjung ke Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur untuk mendapatkan pengalaman wisata budaya terbaik. Terdapat puluhan kampung adat yang masih menghidupkan tradisi asli nenek moyang hingga saat ini di Pulau Sumba.

Sebelumnya, Anda bisa melakukan riset itinerary dan mengenal lebih jauh wisata di Sumba melalui internet. Saat ini, wisatawan dapat menemukan rekomendasi lengkap wisata Pulau Sumba di rubrik “Jelajah Lebih Jauh” dari aplikasi Traveloka. Wisatawan yang ingin mengenali budaya saudara di Sumba secara lebih jauh, bisa merujuk pada 4 pengalaman berikut ini:

  1. Mengenal tenun ikat dan rumah tradisional secara lebih dekat di Kampung Adat Prai Ijing

Tenun ikat merupakan salah satu bentuk warisan budaya kebendaan khas Pulau Sumba, begitu pula dengan rumah adat beratapkan alang-alang. Wisatawan memang dapat menemukan keduanya di seluruh kampung adat di Sumba. Namun, Kampung Adat Prai Ijing merupakan tempat yang paling tepat untuk mengenalnya lebih dekat.

 Kampung Adat Praijing. Foto TEMPO/ Aditya Noviansyah

Kampung adat yang berada di Desa Tebar, Sumba Barat ini disebut-sebut sebagai desa yang paling sering dikunjungi wisatawan domestik maupun mancanegara. Pemandangan desa ini tampak indah dengan rumah adat yang tertata rapi serta terawat baik.

Saat menjelajah kampung adat, terlihat banyak perempuan Sumba tengah menenun kain tradisional dengan sangat telaten. Masyarakat lokal yang terkenal begitu terbuka, akan sangat senang menjelaskan filosofi tenun ikat dan rumah adat mereka setiap kali wisatawan bertanya.

  1. Mengagumi kuburan megalitikum di Kampung Adat Ratenggaro

Wisata budaya tak lengkap tanpa diiringi wisata sejarah. Untuk mendapatkan keduanya, Anda bisa menetapkan pilihan destinasi ke Kampung Adat Rarenggaro. Disebut-sebut sebagai salah satu kampung adat terindah di Sumba, Kampung Adat Ratenggaro terkenal dengan kuburan batu warisan era batu besar (megalitikum) yang telah ada sejak lebih dari 4.000 tahun lalu.

 Kampung adat Ratenggaro di Sumba.

Menilik sejarahnya, nama Ratenggaro berasal dari kata "Rate" bermakna "kuburan" dan "Garo" yang memiliki arti "orang-orang Garo". Secara lugas nama kampung adat ini menunjukkan peran besar sebagai kuburan orang-orang Garo.

Orang Garo sendiri merupakan nama penduduk yang pertama kali mendiami Kampung Adat Ratenggalo. Pada suatu masa, orang-orang Garo musnah karena kalah dalam perang dengan suku pendatang. Jasad mereka kemudian dikebumikan dalam kubur batu yang kini menjadi tempat wisata Kampung Adat Ratenggaro. 

Kampung Adat Ratenggaro saat ini memiliki 304 kubur batu. Sekilas, kubur batu berbentuk persegi panjang ini tampak seperti meja altar. Namun, saat menengok ukiran dan pahatan di atasnya orang baru akan menyadari fungsi asli batu tersebut. Jika tertarik berkunjung, Anda bisa datang ke Desa Umbu Ngedo, Sumba Barat Daya.

  1. Menengok peninggalan nenek moyang di Kampung Adat Praiyawang
Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Wisatawan yang tertarik menengok peninggalan budaya tertua Pulau Sumba dapat singgah ke Kampung Adat Praiyawang. Kampung adat yang berada di Desa Rindi, Sumba Timur ini diyakini sebagai kampung kerajaan paling tua di Sumba. Anda juga berkesempatan menyaksikan Tarian Kabokang secara langsung jika datang saat kampung mengadakan acara penting.

Kampung Adat Praiyawang

Sampai sekarang, penduduk asli Kampung Adat Praiyawang masih menjalani tradisi nenek moyangnya, seperti tinggal di dalam rumah adat dan mematuhi semua aturan asli kampung ini. Perempuan di desa ini pun masih rajin menenun kain tradisional setiap hari. Tak hanya itu, wisatawan juga dapat mempelajari filosofi rumah adat dan kain tenun tersebut langsung dari penduduk aslinya. 

Selain rumah adat, wisatawan juga dapat melihat berbagai benda-benda warisan nenek moyang, seperti pakaian tradisional, perhiasan, alat musik gong dan drum, serta peralatan upacara adat dari anyaman daun lontar. Meski usia benda-benda tersebut sudah mencapai ratusan tahun, kualitasnya masih sangat bagus karena penduduk setempat sangat menjaganya dengan baik dan menyimpannya di rumah besar di tengah kampung.

Di sisi tengah desa, terdapat kubur batu yang merupakan makam bangsawan. Konon, kubur batu tersebut beratnya mencapai 5 ton. Saat berada di sini, jangan takut untuk bertanya kepada penduduk setempat untuk memahami simbol-simbol yang terlihat di sisi atas kuburan.

  1. Mempelajari adat istiadat Marapu di Kampung Adat Tarung

Marapu merupakan sebuah kepercayaan lokal yang dianut oleh penduduk asli Pulau Sumba. Agama asli Sumba ini mengutamakan pemujaan kepada arwah-arwah leluhur dan nenek moyang. Marapu sendiri merupakan kata dalam bahasa Sumba yang berarti "yang dipertuan". Adat istiadat Marapu terlihat dalam berbagai bentuk, mulai dari filosofi rumah dan tempat pemujaan, upacara keagamaan, kesusastraan suci, hingga benda-benda keramat.

Tempat terbaik untuk mempelajari ritual Marapu terdapat di Kampung Adat Tarung. Kampung unggulan Pulau Sumba ini menjadi salah satu kawasan yang masih menjalankan keyakinan asli tersebut dengan baik. Di sini, filosofi rumah adat bersifat sangat kompleks serta mengikat sebagai bentuk perwujudan kepercayaan Marapu. Kampung ini juga memiliki rumah ibadah khusus untuk penganut kepercayaan Marapu.

Kampung adat Tarung di Sumba.

Dulunya, Kampung Adat Tarung menyimpan banyak benda-benda yang biasa digunakan dalam pelaksanaan ritual Marapu. Sayangnya, kebakaran yang terjadi pada Oktober 2017 menghanguskan seisi kampung. Beruntung, proses revitalisasi yang dilakukan dengan bantuan pemerintah berjalan sangat cepat sehingga Kampung Tarung mulai kembali membaik dan akan terus menjadi rumah bagi kepercayaan Marapu.

Itulah beberapa aktivitas yang dapat Anda lakukan saat berwisata budaya di kampung adat Sumba. Berbagai kampung adat tersebut memiliki keunikan tradisi asli yang sudah pasti akan membuat wisatawan terpesona. Sebelum menjelajahi Sumba, carilah semua informasi penting tentang Sumba dalam rubrik "Jelajah Lebih Jauh" di aplikasi Traveloka. Selamat menikmati pesona budaya di Sumba! (*)

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Cara Merawat Ban Tubeless Mobil

7 November 2022

Cara Merawat Ban Tubeless Mobil

Agar ban tubeless Anda mampu bertahan lama, pasti harus diperlakukan dengan baik sehingga tidak cepat rusak.


Guru TIK Batam Makin Melek Digital

29 Agustus 2022

Kemenkominfo Menyelenggarakan Kelas Literasi Digital dalam Bimbingan Teknis untuk MeningkatkanKompetensi Guru TIK di Kota Batam | Foto: KEMENKOMINFO
Guru TIK Batam Makin Melek Digital

Kemenkominfo Menyelenggarakan Kelas Literasi Digital dalam Bimbingan Teknis untuk MeningkatkanKompetensi Guru TIK di Kota Batam


Semakin Mudah, LRT, Bus, dan Angkot di Palembang Sudah Terintegrasi

27 Februari 2022

Semakin Mudah, LRT, Bus, dan Angkot di Palembang Sudah Terintegrasi

Integrasi memudahkan aksesibilitas dan meningkatkan kenyamanan masyarakat menggunakan angkutan umum perkotaan di Palembang dan sekitarnya.


Gus Muhaimin Rajut Spirit Perjuangan Kiai Abbas di Pesantren Buntet Cirebon

27 Februari 2022

Wakil Ketua DPR RI Abdul Muhaimin Iskandar
Gus Muhaimin Rajut Spirit Perjuangan Kiai Abbas di Pesantren Buntet Cirebon

Gus Muhaimin mengaku spirit perjuangan Kiai Abbas akan terus dikenang sepanjang masa.


Penangkapan Ikan Terukur Berbasis Kuota Utamakan Nelayan Kecil

27 Februari 2022

Penangkapan Ikan Terukur Berbasis Kuota Utamakan Nelayan Kecil

Kuota tersebut dimanfaatkan untuk nelayan lokal, bukan tujuan komersial (penelitian, diklat, serta kesenangan dan rekreasi), dan industri


BNI Siapkan Layanan Beyond Banking untuk 8 Juta Diaspora Indonesia

19 Februari 2022

(Ki-ka) Direktur Utama BNI Royke Tumilaar, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, dan Direktur Treasury dan International BNI Henry Panjaitan bersama sekitar 300 diaspora Indonesia yang hadir secara virtual dalam Acara Silaturahmi Daring Diaspora Indonesia, Sabtu (19/2/2021).
BNI Siapkan Layanan Beyond Banking untuk 8 Juta Diaspora Indonesia

Kolaborasi diaspora dengan perbankan nasional merupakan upaya untuk terus menciptakan banyak peluang investasi di luar negeri.


Mesin ATM BNI di Kantor Rans, Pakar: Strategi Bank Genjot Literasi Keuangan

19 Februari 2022

Mesin ATM BNI
Mesin ATM BNI di Kantor Rans, Pakar: Strategi Bank Genjot Literasi Keuangan

Heboh Raffi Ahmad dan Nagita Slavina yang mendapatkan kado ulang tahun mesin ATM dari PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI).


Bamsoet Optimistis Pengaspalan Kembali Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika Segera Selesai

19 Februari 2022

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo
Bamsoet Optimistis Pengaspalan Kembali Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika Segera Selesai

Tes pramusim MotoGP yang telah digelar pada 11 Maret 2022 menjadi pelajaran penting menghadapi race MotoGP pada 18-20 Maret 2022 nanti.


Dukung KTT G20, PLN Tambah 2 Pembangkit Perkuat Listrik Bali

19 Februari 2022

Dukung KTT G20, PLN Tambah 2 Pembangkit Perkuat Listrik Bali

Kesuksesan penyelenggaraan G20 Indonesia akan menjadi bukti keandalan listrik PLN dalam mendukung kegiatan berstandar dunia.


HNW: Sebaiknya Pemerintah Segera Mencabut Permenaker 2/2022

19 Februari 2022

Wakil Ketua MPR RI Dr. H. M Hidayat Nur Wahid, MA
HNW: Sebaiknya Pemerintah Segera Mencabut Permenaker 2/2022

Sikap yang memaksakan tetap berlakunya Permenaker 2/2022 itu bisa menciderai nilai kemanusiaan dan keadilan dalam Pancasila.