TEMPO.CO, Jakarta - Fayakhun Andriadi berkicau seputar kasus dugaan suap Bakamla yang menjeratnya dalam sidang pemeriksaan dirinya sebagai terdakwa di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Rabu 17 Oktober 2018.
Baca juga: Fayakhun: Ada Utusan Setya Novanto Minta Fee Bakamla 7,5 Persen
Kicauan Fayakhun itu menyeret nama Setya Novanto hingga orang yang disebutnya kerabat Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
1. Kaget Setya Novanto Tahu Proyek Bakamla
Fayakhun dalam sidang itu mengisahkan pertemuannya dengan Setya Novanto sebelum kasus ini terungkap. Menurut Fayakhun ia kaget saat Setya Novanto telah mengetahui ada proyek pengadaan satelit monitoring dan drone di Badan Keamanan Laut atau Bakamla sebelum ia memberitahu.
Pertemuan Fayakhun dan Setya Novanto terjadi pada pertengahan 2016. Setya saat itu masih menjadi Ketua Umum Partai Golkar. Fayakhun saat itu menyampaikan agar Golkar membantu proyek Bakamla. Menurut Fayakhun, Setya Novanto saat itu menyetujuinya. "Dari bahasa tubuhnya saat itu oke," katanya.
2. Dikenalkan dengan Keluarga Solo
Fayakhun mengaku dikenalkan dengan orang-orang yang disebut kerabat Presiden Joko Widodo atau Jokowi oleh staf ahli Bakamla Fahmi Habsy.
Fayakhun bertemu mereka di sebuah restoran di Jakarta. Di sana ia diperkenalkan dengan orang yang disebut keluarga Solo. "Ternyata tiga orang itu disebut Keluarga Solo, satu dikenalkan sebagai om Pak Jokowi satu lagi dikenalkan sebagai adik Pak Jokowi dan satu lagi katanya paman Pak Jokowi,' kata dia. Namun Fayakhun mengaku tak ingat identitas mereka.
Setya Novanto menurut Fayakhun pernah mengutus seseorang untuk melobinya agar imbalan komitmen dalam proyek pengadaan satelit di Bakamla naik menjadi 7,5 persen."Ada utusan yang mengaku dari Setya Novanto meminta saya agar fee komitmennya jangan 6 persen, kalau bisa 7.5 persen," ujar Fayakhun.
Adapun nilai proyek tersebut Rp 1,2 triliun. Fayakhun kemudian melaporkan hal itu kepada Fahmi Al Habsy. Namun saat itu Fahmi menolak keinginan Setya Novanto tersebut.
3. Uang Rp 12 Miliar untuk Jadi Petinggi Golkar
Fayakhun Andriadi mengatakan mendapat bantuan duit senilai Rp 12 miliar dari Direktur PT Rodhe and Schwarz Erwin. Uang itu digunakan untuk menjadi petinggi Golkar. "Saya menerimanya karena dia teman saya, untuk membantu dalam karier politik," ujarnya.
Baca juga: Cerita Fayakhun Kaget Saat Setya Novanto Tahu Proyek Bakamla
Namun setelah Erwin terlibat dalam proyek pengadaan satelit Bakamla, Fayakhun mengatakan Erwin mengaitkan duit tadi dengan proyek Bakamla. Fayakhun mengakui uang tersebut dipergunakan untuk kepentingan politiknya. sebanyak Rp 2 miliar dihabiskan untuk kepentingan pribadi
Sisanya, kata Fayakhun dibagi-bagi ke pengurus DPD Golkar dalam upayanya untuk menjadi ketua DPD Jakarta. "Ke pengurus Golkar di Jakarta." ujarnya.
Jaksa KPK Subhan Takdir merincikan jumlah uang dibagi-bagikan oleh Fayakhun. Pertama kata Takdir, Fayakhun menyerahkan Rp 5 miliar untuk Setya Novanto, lalu Rp 2 miliar untuk Idrus Marham dan Yorrys. Sedangkan sisanya Rp 3 miliar untuk dibagikan ke DPD Golkar di Jakarta.
Tempo belum mendapat konfirmasi dari nama-nama yang ada di daftar tersebut.