TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah mulai menyiapkan hunian sementara (huntara) bagi warga terdampak gempa Palu. Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola mengatakan rencana itu telah dirembuk bersama satuan kerja perangkat daerah terkait.
Baca: Baju Sumbangan Korban Tsunami Palu yang Terbuang
"Hari ini kami telah merapatkannya bersama Satgas bidang Infrastruktur, Kepala BPN (Badan Pertanahan Nasional), serta Kadis Bina Marga dan Tata Ruang," kata Longki di Palu, Senin, 15 Oktober 2018.
Hasil rapat itu menyebutkan bahwa Satgas Infrastruktur akan menyiapkan hunian sementara untuk 1.200 keluarga. Adapun menurut data terakhir pemprov, warga mengungsi sampai saat ini berjumlah 78.994 orang.
Untuk menambal kekurangan jumlah huntara yang disediakan pemerintah, swasta diminta untuk turut ambil peran. Menurut penelusuran Tempo di Palu, swasta yang telah mengambil peran untuk menyediakan huntara di antaranya Turkish Red Crescant dari Turki, Bank Mandiri, Bank BNI, dan tenda bantuan dari Cina.
Baca juga: Kisah Jerry, Selamat dari Likuifaksi yang Menggulung Petobo
Kepala Satgas Bidang Infrastruktur Arie Sutiadi mengatakan pembangunan huntara bakal selesai dalam 2 bulan. Huntara yang akan dibangun terdiri atas tempat tinggal, sekolah darurat, pusat kesehatan masyarakat, tempat ibadah, koperasi, aula, sumber air bersih, penerangan jalan Kawasan. Lalu, tempat pembuangan akhir, ruang terbuka publik, sirkulasi kendraan, dan jalur evakuasi serta titik kumpul.
Arie melanjutkan, masyarakat akan menempati huntara hingga hunian tetap rampung dibangun. Rencananya pembangunan itu akan memakan waktu lebih-kurang 2 tahun. Namun pemerintah provinsi belum memaparkan desain huntap yang akan mereka bangun.
Baca juga: Kisah Helikopter TNI AD Sisir Desa Terisolasi Tsunami Palu
Adapun huntap akan dibangun di beberapa titik. Di antaranya, Duyu , Pengawu, Silae, Tipo, Tipo A, Buluri, Watusampu, Petobo, Kawatuna, dan Talisevalagune.