TEMPO.CO, Jakarta - Proses pemilihan rektor baru Universitas Padjadjaran atau Unpad diwarnai beragam isu yang menerpa calon. Salah satunya soal kekerasan dalam rumah tangga hingga menyerempet soal etnis. "Majelis Wali Amanat (MWA) sudah tahu semua isu yang berkembang," kata Sekretaris Eksekutif MWA Unpad Erri Noviar Megantara.
Baca juga: Seleksi Mandiri Unpad Sediakan 650 Kursi Sarjana Terapan D-4
Di sela acara sosialisasi tiga calon rektor Unpad di Bandung, Selasa, 9 Oktober 2018, Erri mengatakan, isu-isu negatif juga positif mengalir bersama masukan dari berbagai pihak. Isu itu selalu jadi topik pembicaraan di rapat tertutup MWA.
"Isu-isu beredar mah biasa, kita terima saja isu negatif dan masukan," katanya.
MWA merupakan lembaga yang akan menentukan siapa calon rektor baru Unpad. Beranggotakan 17 orang perwakilan dari unsur pemerintah, senat akademik, mahasiswa, alumni, dan masyarakat, ada 21 suara yang bertarung menentukan rektor baru.
Kini ada tiga kandidat yang bersaing, yaitu Aldrin Herwany (Fakultas Ekonomi dan Bisnis), Atip Latipulhayat (Fakultas Hukum), dan Obsatar Sinaga (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik). Setelah tahap sosialisasi calon berakhir 9 Oktober, MWA akan menggelar pemilihan pada 27 Oktober 2018.
Menurut Erri, MWA tidak melakukan investigasi terhadap isu-isu negatif. Jumlahnya sejauh ini sekitar kurang dari 20 isu. "Tugas kita bukan investigasi, bisa habis waktu nanti," kata Erri.
Cara penggantinya dengan mencari informasi lain sebanyak-banyaknya dari berbagai pihak. Anggota MWA kata Erri bisa mendapatkannya dari sejumlah informan.
Baca juga: 2 Mahasiswa Baru Kedokteran Unpad Berusia 15 Tahun
Ketika menyaring delapan calon menjadi tiga kandidat rektor Unpad, kata Erri, penentuannya murni didasarkan pada dokumen administratif. MWA melihat rekam jejak setiap bakal calon dari segi kepemimpinan, jejaring, integritas, serta dari penilaian kompetensi. Sementara cara pemilihan pada rapat tertutup nanti, bisa lewat musyawarah atau voting.
Erri mengatakan, semarak isu baru bermunculan sejak lolosnya tiga nama calon rektor Unpad. Seorang kandidat, Obsatar Sinaga pun mengakui kondisi itu. "Waktu 8 besar belum ada ribut, sama semua. Ketika jadi 3 besar, dia tidak termasuk. Mungkin bukan orangnya yang ngajak ribut tapi tim suksesnya," kata dia.