TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan sudah sejak awal mencium kebohongan bekas juru kampanye koalisi Prabowo, Ratna Sarumpaet yang mengaku dianiaya. Menurut JK, tidak mungkin seorang Sarumpaet dianiaya tanpa berteriak. “Keadaan aman saja berteriak, apalagi kalau keadaan susah," kata dia di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Kamis, 4 Oktober 2018.
Menurut JK, Ratna Sarumpaet pasti akan berkoar mengenai penganiayaan yang dialaminya. "Tidak mungkin tidak didengar orang."
Baca: Kubu Prabowo Pertimbangkan akan Perkarakan Ratna Sarumpaet
Kabar Ratna Sarumpaet dianiaya berhembus setelah fotonya beredar luas di media sosial. Foto itu menunjukkan wajahnya yang lebam terutama di sekitar kedua matanya. Penasehat hukum Ratna, Samuel Lengkey, membenarkan kliennya dipukuli orang tak dikenal saat berada di Bandung, Jawa Barat.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon juga membenarkan kabar itu. "Mbak @RatnaSpaet memang mengalami penganiayaan dan pengeroyokan oleh oknum yang belum jelas. Jahat dan biadab sekali," cuitnya pada Selasa, 2 Oktober 2018.
Baca: Selain Hoax Penganiayaan, Ini Rekam Jejak Ratna Sarumpaet ...
Calon Presiden Prabowo Subianto juga memberikan pernyataan mengenai kabar penganiayaan itu. Menurut Prabowo, ada potensi represi terhadap juru kampanye pasangan itu.
Meski berbagai pihak membenarkan, Ratna Sarumpaet dipukuli orang tak dikenal, namun seniman teater itu tak mengambil langkah hukum soal penganiayaan yang dialaminya.
Simak: Polisi Telusuri Penyebar Data Nomor Rekening Bank Ratna Sarumpaet
Ratna baru muncul kemarin, Rabu, 3 Oktober 2018. Alih-alih melaporkan penganiayaan yang dialaminya kepada polisi, dia mengaku berbohong. Ratna mengatakan lebam di wajahnya merupakan efek operasi sedot lemak di Rumah Sakit Khusus Bedah Bina Estetika di Jakarta pada 21 September 2018.
Ratna Sarumpaet meminta maaf lantaran telah menjadi pembuat hoaks terbaik di Indonesia. "Saya mohon apa yang saya sampaikan hari ini membuat kegaduhan dua hari terakhir ini mereda dan kita bisa saling memaafkan," kata dia.
Ketua DPP Gerindra Ahmad Riza Patria menyatakan tindakan Ratna Sarumpaet telah merugikan partai dan Prabowo. Dia berencana mempertimbangkan posisi juru kampanye yang dipegang Ratna.