TEMPO.CO, Palu - Meski sudah bolak-balik dalam untuk terjun dalam evakuasi korban bencana, rasa takut masih kerap menghantui Edi Suriawan. Edi merupakan anggota Badan SAR Nasional yang sedang ditugaskan untuk evakuasi korban gempa dan tsunami Palu. Selasa, 2 Oktober 2018 lalu, Tempo bertemu Edi ketika sedang mencari korban di reruntuhan Hotel Roa-Roa, Palu.
Baca: Cerita Jokowi tentang Situasi Seusai Gempa dan Tsunami Palu
Edi mengatakan ketakutannya berangkat dari reruntuhan hotel yang tidak stabil. "Apalagi masih sering gempa susulan sering terjadi," kata Edi kepada Tempo, Selasa, 2 Oktober 2018. Hotel itu menjadi salah satu bangunan dengan kerusakan terparah akibat gempa dan tsunami Palu. Diperkirakan, ada sekitar 40 orang yang belum ditemukan di reruntuhan hotel.
Menurut Edi, evakuasi korban di tengah puing bangunan harus penuh perhitungan. Dia mengatakan tim evakuasi tak bisa asal mencari korban di tengah puing. Harus ada arahan dari kepala tim untuk melihat kondisi bangunan apakah layak dimasuki atau tidak.
"Kami melihat dahulu bangunannya, stabil atau tidak. Kalau tidak ya tidak usah masuk dulu, ada yang mengarahkan," kata lelaki 26 tahun ini.
Selain itu, Edi mengatakan penggunaan alat berat dalam evakuasi juga dilakukan secara hati-hati. Sebab, ada kemungkinan penggunaan alat berat bisa memperparah kondisi jika tidak dilakukan dengan tepat. Biasanya, tim penolong akan membersihkan puing-puing kecil terlebih dahulu.
Edi dan timnya sudah menemukan tiga korban meninggal. Menurut dia, ada perasaan lega ketika menemukan korban yang tertimbun puing bangunan hotel. "Ya lebih cepat lebih baik lah menemukan korban. Kasian juga keluarga korban nantinya," katanya.
Menurut Edi, saat ini tim berpacu dengan waktu dalam menemukan korban. Meski tak berekspektasi lebih, dia tetap berharap dapat menemukan korban dalam keadaan hidup saat dievakuasi.
Edi mengatakan tim sempat menemukan korban selamat. Korban, saat itu terjebak di lantai dua bangunan hotel. Tim bergerak dari samping untuk dapat menjangkau kedua korban pasangan suami istri itu. "Kami sampai naik-naik ke lantai dua dari pohon mangga di samping itu," katanya.
Simak juga: Cerita Saksi Mata Ungkap Detik-detik Gempa dan Tsunami Palu
Edi sudah empat hari berada di Palu sejak hari kedua bencana terjadi. Dia merupakan tim SAR yang didatangkan dari Jakarta. Walau masih empat hari berada di Palu, dia ingin agar proses evakuasi dan penanganan bencana gempa dan tsunami Palu ini dapat segera selesai. "Kami juga ingin cepat pulang, ketemu keluarga. Di sini juga susah kebutuhan," kata dia.