TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Informatika menemukan sejumlah konten berisi informasi hoaks pascabencana gempa Donggala dan tsunami Palu di Sulawesi Tengah.
Baca: Jokowi Minta Polisi TNI Jaga Pusat Bisnis Pasca Tsunami Palu
"Kementerian Kominfo sejak Sabtu, 29 September 2018, memantau konten negatif yang beredar di jaringan internet baik melalui situs maupun media sosial dan platform perbincangan," kata pelaksana tugas Kepala Biro Humas Kementerian Kominfo Ferdinandus Setu, Selasa, 2 Oktober 2018.
Ferdinandus menyebutkan salah satu informasi bohong adalah Bendungan Bili-Bili di Kabupaten Gowa retak. Faktanya, Bendungan Bili-Bili masih dalam keadaan aman dan terkendali setelah dilakukan pengecekan oleh pihak Polsek Mamuju Gowa.
hoaks lainnya ialah gambar korban musibah yang bergelimpangan. Ferdinandus mengatakan, faktanya foto yang digunkaan tersebut adalah foto kejadian gempa tsunami Aceh pada 2004. Foto tersebut kembali disebarluaskan sebagai dokumentasi korban gempa tsunami Palu.
Wali Kota Palu Hidayat juga menjadi korban hoaks. Pascagempa, beredar foto Hidayat dan informasi bohong yang menyebut dirinya meninggal. "Faktanya Wali Kota Palu Hidayat tidak meninggal dan kini turut melakukan tanggap darurat gempa bumi di Palu, Sulawesi Tengah," katanya.
Selanjutnya hoaks gambar tentang gempa bumi susulan dan prediksi bahwa 2 Oktober akan terjafi gempa bumi lagi. Ferdinandus mengatakan faktanya tidak ada satu pun negara di dunia dan iptek yang mampu memprediksi gempa secara pasti.
Hoaks tentang gerak cepat relawan Front Pembela Islam evakuasi korban gempa Palu 7,7 Magnitudo. Faktanya, dalam gambar tersebut adalah relawan FPI membantu korban longsor di Desa Tegal Panjang, Sukabumi.
Ada juga hoaks tentang gambar mayat yang minta gempa. "Faktanya gambar itu diambil dari kejadian di Sungai Siak Pekanbaru, Riau," kata dia.
Kemudian, hoaks mengenai penerbangan gratis dari Makassar menuju Palu bagi keluarga korban. Padahal faktanya, pesawat Hercules TNI AU menuju Palu diutamakan membawa bantuan logistik, paramedis, obat-obatan, makanan siap saji, dan alat berat. "Pemberangkatan dari Palu prioritas untuk mengangkut pengungsi diutamakan lansia, wanita, dan anak-anak, serta pasien ke Makassar," kata Ferdinandus.
Dari sejumlah hoaks yang beredar, Kementerian Kominfo pun mengimbau agar masyarakat tidak mudah mempercayai dan menyebarluaskan informasi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya atau tidak jelas sumbernya.
Simak juga: TNI Kirim Pasukan Amankan Bantuan Tsunami Palu dari Penjarahan
Ferdinandus menuturkan, jika ada informasi yang diduga mengandung hoax baik seputar gempa Donggala dan tsunami Palu atau yang lainnya, masyarakat dapat melaporkannya melalui laman aduankonten.id, email [email protected] atau mention ke akun Twitter @aduankonten.