TEMPO.CO, Jakarta - Calon Wakil Presiden nomor urut 01 Ma'ruf Amin mengaku pernah kalah oleh Presiden Jokowi soal urusan ibadah salat.
Baca juga: Kedekatan Jokowi dan Maruf Amin Dimulai Setelah Aksi 212
"Sekali waktu saya bertamu ke Pak Jokowi. Saat tiba, ternyata Pak Jokowi tidak ada. Ternyata beliau sedang salat, padahal saya belum salat. Ternyata pak Jokowi selalu shalat awal waktu, jadi saya kalah dari pak Jokowi dalam urusan salat," kata Ma'ruf saat menghadiri acara konsolidasi caleg, relawan dan kader Golkar, di Gedung DPD Golkar Kabupaten Serang, seperti dikutip dalam keterangan tertulisnya, Senin, 1 Oktober 2018.
Ma'ruf menekankan selain taat beribadah, Presiden Jokowi juga telah membuktikan komitmennya dalam menyelesaikan masalah keumatan, dengan menandatangani sejumlah kebijakan prorakyat.
"Pak Jokowi juga sangat menghormati ulama dan mencintai santri," jelasnya.
Dia menekankan penetapan Hari Santri Nasional, bukan sekadar pengakuan negara terhadap peran santri. Tapi juga harapan dan komitmen negara untuk meningkatkan peran santri di masyarakat.
Ma'ruf pun mengatakan ke depan ijazah pesantren juga akan diakui setara dengan pendidikan formal, namun dengan tambahan prasyarat tertentu.
Baca juga: Jokowi Ungkap Alasannya Pilih Maruf Amin Jadi Cawapres
Lebih jauh Ma'ruf Amin mengungkapkan, di kalangan pesantren nama Jokowi dan dirinya memiliki makna tersendiri. "Para kiai sering bilang Jokowi - Kiai Ma'ruf Amin itu Ja'a Qowiyyun, Ma'ruf Amiinun. Artinya, telah datang seorang tokoh yang tangguh, terkenal, lagi terpercaya," ujar dia.
Selain mengisi pembekalan caleg Golkar Banten, Ma'ruf Amin juga menyempatkan diri berziarah ke makam orang tua dan leluhurnya di kawasan Pesantren Kresek, Tangerang dan di kompleks pemakaman Sultan Maulana Hasanuddin Banten.