TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan penyaluran bantuan untuk korban gempa dan tsunami Palu, Sulawesi Tengah, terkendala oleh minimnya infrastruktur. Gempa berkekuatan 7,7 skala richter ini membuat banyak akses jalan rusak.
Baca: Pasca Gempa Donggala, Kota Palu Bak Kota Mati
"Ya banyak kerusakan di sana sini. Kalau cepat kami juga maunya cepat," kata Agus kepada awak media di Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah, Sabtu, 28 September 2018.
Agus mengatakan Kementerian Sosial mengirimkan sebagian bantuan dari tiga kota yakni Makassar, Gorontalo, serta Jakarta. Dia berkata bantuan ini berupa kebutuhan dasar yang dibutuhkan korban bencana berupa makanan, air, tenda, serta selimut. "Kami harus pastikan kebutuhan dasar yang diperlukan oleh para korban dipenuhi," katanya.
Sebelumnya, gempa berkekuatan 7,7 skala Richter (SR) mengguncang Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, pada pukul 17.02. Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa tersebut berada di 0.18 Lintang Selatan dan 119.85 Bujur Timur atau 27 kilometer timur laut Donggala.
Hingga Sabtu sore, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sudah ada 384 korban meninggal. Selain itu, 500 orang diperkirakan luka-luka akibat gempa dan tsunami ini. Terdapat banyak bangunan seperti rumah, kantor, dan fasilitas umum rusak.
Pantauan Tempo, di lokasi-lokasi pengungsian masih belum banyak dibentuk dapur umum. Makanan sehari-hari berupa mie dan nasi di masak oleh warga dan para relawan yang ada di lokasi pengungsian.
Simak juga: BMKG Catat 90 Kali Gempa Susulan di Donggala dan Palu
Selama menelusuri lokasi gempa dan tsunami Palu, Tempo memang mendengar keluhan warga yang kekurangan makanan dan air. Sepanjang menyisir lokasi pengungsian banyak warga meneriakan kekurangan air minum.