TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo telah menerima Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerjasama Antaragama dan Peradaban Din Syamsuddin yang menyatakan mundur dari jabatannya. Kemarin, Jokowi memanggil Din untuk membahas masalah itu.
"Alhamdulillah beliau sudah membaca, dan dapat memahami maksudnya, apalagi setelah saya sampaikan secara lisan tadi," kata Din di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa, 25 September 2018.
Baca: Ali Mochtar Ngabalin: Pengunduran Diri Din Syamsuddin ...
Din mengirimkan surat pengunduran diri ke Presiden Joko Widodo atau Jokowi pada 21 September 2018. Din menjelaskan alasannya mundur karena ingin bersikap netral dalam pemilihan presiden 2019. Adapun Jokowi kini berstatus sebagai calon presiden.
Menurut mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu jika ia masih menjabat sebagai utusan khusus presiden, calon presiden inkumben, itu berarti banyak yang memahaminya ia berada di kubu Jokowi. “Berada di satu pihak, di satu kubu."
Baca: Mundur sebagai Utusan Presiden, Ini Keinginan Din Syamsuddin ...
Din menuturkan saat ini ia banyak terlibat dalam kegiatan organisasi dan gerakan yang bersifat lintas agama, suku, golongan, dan budaya. Ia khawatir jika masih menjadi utusan khusus presiden dan terkesan mendukung salah satu calon akan menghalanginya membangun kebersamaan.
Ia berobsesi membangun kebersamaan di tengah kemajemukan. Untuk mewujudkannya ia harus netral dari tarik-menarik kepentingan politik. "Pak Jokowi, saya ingin sampaikan, dapat memahami posisi tersebut, dan oleh karena itu tentu beliau menerima pengunduran diri saya," ujar Din Syamsuddin.