Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Begini Kisah Depati Amir

Masyarakat Bangka Belitung mengusulkan Depati Amir sebagai pahlawan nasional/Istimewa
Masyarakat Bangka Belitung mengusulkan Depati Amir sebagai pahlawan nasional/Istimewa
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Upaya menjadikan Depati Amir sebagai pahlawan nasional dari Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terus dilakukan oleh segenap unsur elemen masyarakat bersama pemerintah daerah.

Depati Amir yang dikenal sebagai ahli strategi perang dianggap layak menjadi pahlawan nasional mengingat perjuangannya telah membangkitkan semangat perlawanan kepada Belanda di Pulau Bangka yang memonopoli pertambangan dan perdagangan timah.

Baca juga: Temui JK, Rektor UGM Bahas Usulan Sardjito Jadi Pahlawan Nasional

Sejarawan Bangka Belitung Akhmad Elvian dalam bukunya yang berjudul "Riwayat Hidup dan Perjuangan Depati Amir menuliskan perjuangan rakyat Bangka yang dipimpin Depati Amir dimulai sejak penolakan jabatan Depati kepada Amir oleh Pemerintah Hindia Belanda pada 1830 masehi.

Pemerintah Belanda yang takut dengan pengaruh Amir di hari rakyat Bangka, mencoba mengurangi pengaruh Amir dengan memberikan jabatan Depati untuk menguasai daerah Jeruk ditambah penguasaan daerah Mendara dan Mentadai di Pulau Bangka.

Amir diminta menggantikan ayahnya Depati Bahrain karena selain orang yang berpengaruh, juga karena keberhasilan Amir bersama 30 pengikutnya yang menumpas para perompak yang mengganas di perairan Pulau Bangka dan telah memulihkan keamanan ditengah masyarakat.

Meski jabatan Depati ditolak oleh Amir, rakyat Pulau Bangka tetap memanggilnya dengan sebutan Depati Amir.

Perlawanan rakyat Bangka yang dipimpin Depati Amir disebabkan pemberlakuan peraturan tentang monopoli perdagangan timah oleh Belanda. Peraturan tersebut menyebabkan terjadinya penyimpangan dan kecurangan dalam tata niaga timah sehingga membuat rakyat Bangka menderita dan sengsara.

Terlebih Belanda juga menerapkan kerja paksa yang memaksa rakyat bekerja tanpa dibayar. Selain itu, sikap Belanda yang tidak mengakui sistem adat dan hukum adat Sindang Mardika yang saat itu berlaku di Bangka, membuat semangat melawan Belanda semakin tak terbendung.
Pemerintah Belanda pun berusaha menangkap Depati Amir dengan berbagai tipu muslihat.

Pada 17 Desember 1848, Belanda yang dipimpin oleh Administratur Distrik Pangkalpinang Letnan Campbell dan dibantu oleh Hoofd Jaksa Abang Arifin berusaha menangkap Depati Amir dirumah Demang Abdurrasyid di daerah Sungai Rangkui.

Upaya tersebut gagal karena Depati Amir berhasil meloloskan diri dari penyergapan. Namun ibu Depati Amir, yakni Dakim bersama putra angkatnya Baudin, saudaranya Ipah dan empat orang pengikutnya berhasil ditangkap oleh empat orang batin dari Distrik Pangkalpinang, yakni Batin Mendobarat, Batin Mendotimur, Batin Merawang dan Batin Penagan.

Gagalnya penangkapan atas dirinya dan penangkapan keluarga serta perlakuan Belanda yang terus menyengsarakan rakyat Bangka, membuat Depati Amir mulai melakukan perperangan hampir meliputi seluruh wilayah Pulau Bangka.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dengan dibantu adiknya Hamzah atau Cing yang masih berusia 19 tahun sebagai panglima perang dan para demang dan batin di Pulau Bangka membuat perlawanan rakyat yang dipimpin Depati Amir terus meluas.
Selain itu Depati Amir juga mendapat bantuan dari kepala parit penambangan timah, orang-orang China, para lanun atau perompak laut dari Lanao Mindanao, kerajaan Lingga dan Kesultanan Palembang Darussalam.

Kewalahan dengan perlawanan rakyat Bangka yang dipimpin Depati Amir membuat Belanda mengerahkan 245 perwira dan bintara bangsa eropa serta 339 bintara orang Indonesia dan pasukan Belanda dari Palembang dan Batavia.

Belanda juga mengerahkan tentara bayaran dan penjahat dalam peperangan. Tak cukup sampai disitu, pasukan Afrikaansche Flank-Kompagnie dan kapal perang uap yakni kapal uap Bromo dan Tjipanas juga dikerahkan.

Kemampuan Depati Amir dalam menyusun strategi perang dan mengkoordinasikan pasukan membuat Belanda resah karena selalu kalah. Berbagai taktik licik Belanda untuk menangkap Depati Amir terus mengalami kegagalan.

Perang Depati Amir juga berhasil menyatukan orang China dan pribumi dalam menghadapi kolonial Belanda.

Perlawanan Depati Amir dan pengikutnya mulai melambat ketika pasokan logistik berkurang, blokade laut yang ketat oleh Belanda dan kondisi pasukan yang keletihan karena berperang di daerah dengan alam yang ganas.

Depati Amir berhasil ditangkap pada 7 Januari 1851 karena pengkhianatan setelah Belanda memberikan hadiah yang cukup besar, yakni 1000 SP.

Surat Keputusan pemerintah kolonial Belanda nomor 3 tanggal 4 Februari 1851 dan surat keputusan nomor 21 tanggal 22 April 1851 memutuskan Depati Amir dan adiknya Hamzah atau Cing diasingkan ke Pulau Timor.
Namun perjuangan Depati Amir dan Hamzah tidak terhenti meski di daerah pengasingan. Depati Amir dan Hamzah menjadi penasehat raja-raja Timor yang berjuang melawan Belanda dan berjasa dalam penyebaran agama islam di Pulau Timor.

Setelah beberapa tahun diasingkan, Depati Amir wafat ada 28 September 1869. Setelah itu disusul adiknya Hamzah yang wafat pada 12 Dzulhijjah 1320 Hijriah. Keduanya dimakamkan di pemakaman muslim Batukadera Kampung Air Mata, Kupang, Nusa Tenggara Timur. Keterlibatan Depati Amir dan Hamzah di Kupang membuat budaya melayu Bangka sangat kental terasa di penduduk setempat, seperti upacara yang menyangkut kelahiran, pernikahan dan kematian.

Bahkan budaya melayu Bangka juga tampak pada tradisi masakan khas, pengobatan tradisional dan pengetahuan beladiri.

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.




Video Pilihan


Tan Malaka: Pemikiran, Perjalanan dan Perannya bagi Indonesia

3 jam lalu

Tan Malaka. ANTARA/Arief Priyono
Tan Malaka: Pemikiran, Perjalanan dan Perannya bagi Indonesia

Sebagai Bapak Republik Indonesia, Tan Malaka memberikan sumbangsih dalam pemikiran untuk dasar negara dan pemikiran lainnya.


Masyarakat Geruduk Polres Bangka Selatan, Protes Penangkapan Nelayan Penolak Tambang Timah

4 hari lalu

Tidak terima rekannya ditangkap paksa polisi usai unjuk rasa menolak tambang timah laut dan berujung pengrusakan, ratusan nelayan Kecamatan Toboali Kabupaten Bangka Selatan mengepung gedung kantor Polres Bangka Selatan, Ahad Malam Ini, 28 Mei 2023. Istimewa
Masyarakat Geruduk Polres Bangka Selatan, Protes Penangkapan Nelayan Penolak Tambang Timah

Seorang nelayan yang berunjuk rasa menolak tambang timah ditangkap atas dugaan perusakan alat tambang milik perusahaan timah di Bangka Selatan.


Usulan Gelar Pahlawan Nasional Prof. Mochtar Kusumaatmadja Dapat Dukungan

8 hari lalu

Usulan Gelar Pahlawan Nasional Prof. Mochtar Kusumaatmadja Dapat Dukungan

Bamsoet juga telah bertemu Menkopolhukam Mahfud MD sebagai Ketua Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan, agar turut memberikan dukungan serupa.


Kunjungi Bangka Belitung, Anies Baswedan Janjikan Perbaikan Tata Kelola Pertambangan Timah

11 hari lalu

Bakal calon presiden Anies Baswedan menyampaikan pidato dalam Temu Kebangsaan Relawan Anies di Tenis Indoor Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Ahad, 21 Mei 2023.  ANTARA/Aditya Pradana Putra
Kunjungi Bangka Belitung, Anies Baswedan Janjikan Perbaikan Tata Kelola Pertambangan Timah

Anies Baswedan menjanjikan perbaikan tata kelola pertambangan mineral timah agar hasilnya bisa dinikmati setara oleh seluruh masyarakat.


PDIP Bangka Belitung Daftarkan 2 Mantan Narapidana Kasus Korupsi Jadi Caleg

22 hari lalu

PDIP Bangka Belitung menyerahkan daftar Bacaleg mereka di Kantor KPUD Bangka Belitung, Kamis, 11 Mei 2023. Dalam daftar tersebut terdapat dua mantan narapidana kasus korupsi.  TEMPO/SERVIO MARANDA
PDIP Bangka Belitung Daftarkan 2 Mantan Narapidana Kasus Korupsi Jadi Caleg

PDIP Bangka Belitung mendaftarkan 2 mantan narapidana kasus korupsi untuk menjadi Caleg DPRD Provinsi.


7 Madu Lokal Khas Indonesia, Salah Satu Superfood Terbaik di Dunia

22 hari lalu

Anggota Kelompok Tani Hutan Bina Lestari memanen hasil budidaya lebah madu dari dalam sarangnya langsung atau madu murni. (ANTARA FOTO/Adeng Bustomi)
7 Madu Lokal Khas Indonesia, Salah Satu Superfood Terbaik di Dunia

Madu lokal Indonesia sangat beragam. Hal itu tak lepas dari keberagaman tumbuhan di hutan bumi nusantara.


Wapres Ma'ruf Amin Janji Perjuangkan Syekh Sulaiman Ar Rasuli Jadi Pahlawan Nasional, Ini Profil Inyiak Canduang

26 hari lalu

Wakil Presiden Ma'ruf Amin menjadi khotib salat Jumat di Masjid Istana Wapres, Jakarta, 12 Juni 2020. KIP Setwapres
Wapres Ma'ruf Amin Janji Perjuangkan Syekh Sulaiman Ar Rasuli Jadi Pahlawan Nasional, Ini Profil Inyiak Canduang

Wapres Ma'ruf Amin akan memperjuangkan pendiri PERTI Syeikh Sulaiman Ar Rasuli atau Inyiak Canduang sebagai pahlawan nasional. Ini profilnya.


59 Tahun Keputusan Cut Nyak Dhien sebagai Pahlawan Nasional, Makam Ditemukan Setelah 51 Tahun Wafat

29 hari lalu

Sejumlah siswa meliha foto pahlawan Cut Nyak Dhien saat bermain di sekolah yang terbengkalai di SDN 01 Pondok Cina, Depok, Jawa Barat, 27 Agustus 2015. Tempo/M IQBAL ICHSAN
59 Tahun Keputusan Cut Nyak Dhien sebagai Pahlawan Nasional, Makam Ditemukan Setelah 51 Tahun Wafat

Cut Nyak Dhien ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional melalui Keputusan Presiden 59 tahun lalu. Mengapa makam baru ditemukan 51 tahun setelah wafat?


Ketua Asosiasi Penambang Timah Rakyat Bangka Belitung Divonis 1 Tahun Penjara

31 hari lalu

Ilustrasi palu sidang pengadilan. legaljuice.com
Ketua Asosiasi Penambang Timah Rakyat Bangka Belitung Divonis 1 Tahun Penjara

Humas PN Pangkalpinang Wisnu Widodo mengatakan terdakwa Elin Dwi Jupriansyah menambang timah tanpa mengantongi dokumen.


Ditetapkan jadi Pahlawan Nasional oleh Jokowi, Begini Kisah Kakek Anies Baswedan Himpun Keturunan Arab di Indonesia untuk Lawan Belanda

34 hari lalu

Anies Baswedan didampingi sang istri, Fery Farhati menyampaikan pidato perpisahan di Balai Kota DKI Jakarta, Minggu, 16 Oktober 2022. Dalam pidato perpisahannya tersebut Anies mengajak warga untuk terus mendukung Pemprov DKI Jakarta dalam meneruskan program-program untuk mencapai Jakarta menjadi kota global yang memberikan kesejahteraan pada warganya dan membanggakan Indonesia di dunia. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Ditetapkan jadi Pahlawan Nasional oleh Jokowi, Begini Kisah Kakek Anies Baswedan Himpun Keturunan Arab di Indonesia untuk Lawan Belanda

Partai Arab Indonesia atau PAI pernah memiliki sejumlah peran penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Pendirinya adalah AR Baswedan, kakek dari Anies Baswedan.