TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kepolisian RI Jenderal Tito Karnavian memperkirakan, pada Pemilu 2019, pemilihan legislatif atau pileg lebih rawan konflik ketimbang pemilihan presiden 2019. “Ada kompetisi di tingkat provinsi dan kabupaten dalam kontestasi para calon legislatif," kata Tito di Lapangan Silang Monas, Jakarta Pusat, Selasa, 18 September 2018.
Semua calon legislator atau caleg akan berjuang untuk bisa menang dengan mendapatkan jumlah suara terbanyak. Artinya, ujar dia, kontestasi akan terjadi sampai ke kecamatan dan desa-desa.
Baca:
TNI - Polri Terjunkan 300 Ribu Personel Amankan Pemilu 2019
Dalam pemilihan presiden (pilpres), kontestasi antarcalon presiden dan wakil presiden diperkirakan tidak akan terlalu memicu konflik. Saling serang isu berbau SARA, kata Tito, tidak akan terlalu dominan. "Isu-isu sensitif, seperti agama, suku, dan ras, tidak akan terlalu dominan karena kombinasi dari pasangan bakal calon presiden."
Kerawanan konflik dalam demokrasi yang dimaksud Tito adalah potensi pecah belah di tengah masyarakat yang berbeda pilihan. Menurut dia, pelaksanaan pemilu sebagai wujud demokrasi jangan sampai mengorbankan NKRI. Dia meminta setiap instansi dan pihak terkait berkomitmen menciptakan pemilu yang aman dan damai.
Kapolri berkomitmen bahwa TNI dan Polri akan mengamankan penyelenggaraan Pemilu 2019 secara total. Operasi pengamanan dimulai hari ini hingga pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih pada September 2019.