TEMPO.CO, Jakarta - Gempa tektonik berkekuatan 5,3 skala Richter mengguncang Bengkulu Selatan, Bengkulu, pada Rabu, 12 September 2018. Gempa terjadi pukul 14.27.49 WIB.
Baca juga: Sandiaga Lelang Baju Dinas Sampai Topi untuk Korban Gempa Lombok
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), melalui rilisnya, menyatakan pusat gempa berada di kedalaman 40 kilometer di bawah permukaan laut. Titik koordinat gempa berlokasi di garis lintas 5,43 lintang selatan dan bujur 102,3 bujur timur atau 27 kilometer ke arah barat daya Kota Manna, Bengkulu Selatan.
Menurut hasil monitoring BMKG, hingga pukul 14.50 WIB belum ada aktivitas gempa susulan. Hingga saat ini pun belum ada laporan terkait dengan dampak kerusakan yang dialami penduduk. Adapun gempa dirasakan oleh penduduk yang bermukim di daerah Liwa, Bengkulu Selatan, dan Kota Bengkulu.
Baca juga: Ini Data Lengkap Kerusakan Gempa Lombok Versi BNPB
BMKG menyatakan, berdasarkan episenter dan kedalaman hiposenter, gempa yang baru saja mengguncang Bengkulu termasuk gempa dangkal. Ini terjadi lantaran adanya aktivitas subduksi atau hunjaman lempeng Indo-Australia ke Lempeng Eurasia, tepatnya di zona Megathrust. Zona Megathrust merupakan zona subduksi lempeng yang berada di Samudra Hindia, di sisi barat Sumatera.
Pertemuan kedua lempeng tersebut membentuk zona subduksi yang memicu sumber terjadinya gempa di kawasan Sumatera. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa dipicu oleh penyesaran turun lempeng dengan kombinasi geser.
BMKG menyebut tak ada potensi tsunami pada gempa yang menimpa Bengkulu Selatan ini. Masyarakat juga diimbau tetap tenang dan tidak terpengaruh isu-isu yang beredar.