TEMPO.CO, Jakarta - Pembongkaran puing bangunan akibat gempa Lombok terkendala ketersediaan alat berat. Komandan Satuan Tugas Penanggulangan Darurat Bencana gempa Lombok Kolonel Ahmad Rizal Ramdhani mengatakan tanpa tambahan alat berat, proses pembongkaran akan berlangsung lebih lama.
Baca: ISPA dan Diare Mulai Serang Pengungsi Gempa Lombok
"Tanpa alat berat kami mengalami kesulitan. Di Lombok ini banyak masjid besar dengan struktur beton dan rangka baja," kata dia di Bandara Internasional Lombok Praya, Kamis, 23 Agustus 2018.
Rizal mengatakan ada sekitar 2.555 bangunan yang harus dibongkar. Saat ini, timnya baru bisa dibongkar baru 427 bangunan atau 14,8 persen.
Rizal mengatakan saat ini timnya memiliki alat berat berjumlah 61 unit, terdiri dari ekskavator, dump truck dan pemecah beton. Seluruh alat berat itu tersebar di tujuh kecamatan, yaitu Gunung Sari, Pemenang, Tanjung, Gangga, Sembalun, Kayangan dan Bayan.
Baca: Menkeu Serahkan Bantuan Korban Gempa Lombok Secara Bertahap
Dengan jumlah itu dia mengatakan satgas dapat menyelesaikan pembongkaran dalam waktu dua bulan. Untuk mempercepat proses pembongkaran, dia mengajukan permintaan tambahan alat berat sebanyak 54 unit. Terutama alat berat berupa penghancur beton dan pemotong baja. "Bila pengajuan itu disetujui proses akan selesai dalam satu bulan," kata dia.