INFO NASIONAL-- Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) menilai capaian pertumbuhan ekonomi kuartal II/2018 bisa lebih tinggi lagi. Ini terjadi apabila pemerintah mampu menggenjot ekspor dan menekan impor sehingga neraca perdagangan tidak defisit.
Seperti yang diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan kuartal II/2018 tercatat 5,27 persen (year on year). Nilai tersebut lebih tinggi dari kuartal I/2018 yang sebesar 5,06 persen.
Baca Juga:
Wakil Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Arif Budimanta mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II/2018 mencapai 5,80 persen, jika saja pemerintah mampu menahan impor barang sebesar 2,98 persen lebih rendah dibanding kondisi sekarang. Dengan demikian nilai impor barang dalam neraca perdagangan sama dengan nilai ekspornya.
“Itu dari sisi impor. Nilai potensi tersebut bisa lebih tinggi apabila yang didorong adalah ekspor selama April hingga Juni. Dari hasil simulasi kami didapati pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 5,84 persen, dengan nilai ekspor menjadi US$45,08 miliar,” ucapnya di Jakarta, Senin, 6 Agustus 2018.
Simulasi proyeksi pertumbuhan ekonomi kuartal II/2018 tersebut menggunakan data neraca perdagangan dan kondisi terkini nilai output perekonomian berdasarkan pengeluaran. Simulasi dilakukan dengan dua skenario. Tujuan dari simulasi ini adalah untuk mengukur tingkat kemungkinan pertumbuhan ekonomi nasional hingga batas maksimum yang rasional.
Baca Juga:
“Hasil tersebut didapat dari simulasi yang dilakukan oleh KEIN. Kami melihat bahwa potensi pertumbuhan ekonomi masih dapat lebih tinggi lagi andai saja pemerintah memiliki usaha lebih dalam menjaga neraca perdagangan agar tidak defisit,” ucap Arif.
Lebih lanjut Arif menjelaskan pertumbuhan kuartal II/2018 juga menjadi pencapaian kuartalan terbaik selama pemerintahan Presiden Joko Widodo. Menurutnya capaian pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan hasil dari keberhasilan pemerintah dalam menjaga harga produk-produk makanan sehingga mampu menahan kenaikan inflasi. Di saat yang sama, pemerintah juga mampu mendorong pertumbuhan semua lapangan usaha.
“Tumbuhnya lapangan usaha membuat tingkat pendapatan masyarakat terjaga sehingga daya beli bisa terjaga pula. Konsumsi pun akhirnya meningkat,” ujar Arif.
Jika kondisi tersebut dapat dijaga, sambungnya, momentum pertumbuhan itu bisa dipertahankan atau bahkan lebih tinggi pada kuartal III.2018. “Jika kondisi tersebut tercapai maka bukan tidak mungkin target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4 persen pada kuartal IV/2018 dapat terealisasi,” tutur Arif. (*)