TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK memastikan pemerintah merehabilitasi kawasan yang terkena bencana gempa di Nusa Tenggara Barat. "Pemerintah berjanji segera merehabilitasi semua itu. Tapi terlebih dulu ada tanggap darurat selama mungkin 2-3 minggu. Dan kami semua, BNPB sudah terjun, TNI juga," kata JK di Kantor Majelis Ulama Indonesia, Jakarta, Senin, 6 Agustus 2018.
Baca: BNPB: Imbauan untuk Mengosongkan Gili Trawangan Tidak Benar
Berdasarkan laporan yang diterimanya dari Gubernur NTB Tuan Guru Bajang Zainul Majdi, sebanyak 70 persen bangunan rusak akibat gempa. JK mengatakan, sebelum rehabilitasi dan rekonstruksi bangunan-bangunan yang hancur, langkah terpenting dalam penanganan bencana adalah tanggap darurat.
Ia menuturkan, semua instansi pemerintah sudah turun tangan saat bencana terjadi. Selain itu, kata JK, Palang Merah Indonesia juga aktif membantu. "Aktif semua di sana. Ada foto-fotonya banyak menolong orang, mengevakuasi, mendirikan pos-pos kesehatan oleh PMI dan juga kami berbicara dengan Pak Gubernur tadi siang kebutuhan dasar antara lain air. Jadi kami kirim tangki air ke sana," katanya.
JK juga menyampaikan ucapan belasungkawa bagi korban yang meninggal dalam bencana gempa yang terjadi sejak Ahad sore kemarin, 5 Agustus 2018." Kami semua mengucapkan belasungkawa, simpati kepada korban bencana alam gempa di NTB, khususnya di Lombok Utara. Semoga arwahnya diterima oleh Allah SWT," ujar JK.
Baca: Evakuasi Lambat, BNPB Memastikan Korban Gempa Lombok Bertambah
Gempa bumi berkekuatan 7,0 pada skala Richter, mengguncang Pulau Lombok, dan Sumbawa, Ahad pukul 19.46 Wita. Jumlah korban meninggal dunia diperkirakan sebanyak 82 jiwa.
Pusat gempa Lombok terletak pada 8.3 lintang selatan, 116.48 bujur timur Kabupaten Lombok Utara dengan kedalaman 15 kilometer. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan peringatan dini tsunami yang disebabkan oleh gempa bumi telah berakhir pada Minggu, pukul 21.25 Wita