TEMPO.CO, Jakarta - TNI Angkatan Darat menyiapkan 58 orang teknisi untuk merawat helikopter Apache AH 64E. Para teknisi itu berlatih di Amerika Serikat, negara pembuat helikopter serbu ini.
Baca: Satu Helikopter Apache Rp 500 Miliar, Berapa Harga Helmnya?
"Kami mengirimkan 58 mekanik sekolah di AS untuk belajar Apache tipe ini," kata Komandan Skuadron 11/Serbu Letnan Kolonel Cpn Cahyo Permono di markasnya, di Pangkalan Udara TNI Ahmad Yani, Semarang, Jawa Tengah, Jumat, 20 Juli 2018.
Pada 16 Mei 2018, delapan helikopter Apache tiba di Indonesia. Pemerintah membeli Apache dari Amerika Serikat dengan harga sekitar Rp 500 miliar per unit. Helikopter ini diklaim menjadi helikopter paling canggih yang dimiliki TNI AD.
Baca: Sudah Punya 10 Pilot Helikopter Apache, TNI AD Akan Tambah Lagi
Pengadaan helikopter Apache merupakan hasil kerja sama pemerintah Indonesia dengan pemerintah AS melalui Program Manegement Office (PMO) menggunakan skema Government to Government. Pendidikan bagi pilot dan teknisi adalah bagian dari kontrak tersebut.
Cahyo mengatakan, TNI AD mengirim para teknisinya pada 2017 dan 2018. Mereka belajar mengenai seluk beluk Apache selama 6 sampai 8 bulan.
Cahyo mengatakan tiap teknisi mempelajari tiap bagian berbeda dari Apache, mulai dari mesin dan sistem kelistrikan. Lama waktu belajar, kata Cahyo, tergantung bagian mana yang mereka pelajari. Dari 58 orang teknisi yang dikirim, kata dia, 18 di antaranya masih belajar di AS. "Mereka belajar subsistem yang berbeda dari helikopter ini," kata dia.
Baca: Begini Kecanggihan Helm Helikopter Apache Milik TNI AD
Cahyo mengatakan, saat tiba di Indonesia, para teknisi masih mendapat pendampingan dari teknisi pabrikan Apache, Boeing, Lockheed Martin dan General Electric. Teknisi itu mendampingi para teknisi menghadapi perawatan helikopter Apache dari hari ke hari. "Mereka melakukan asistensi sampai waktu yang dibutuhkan," kata dia.