TEMPO.CO, Jakarta - Partai Amanat Nasional (PAN) menegaskan belum menentukan sikap untuk bergabung dengan koalisi partai pendukung Joko Widodo (Jokowi) dalam Pemilihan Presiden atau Pilpres 2019. "Secara tegas bisa kami nyatakan pemberitaan soal PAN bergabung dengan koalisi Jokowi itu tidak akurat," kata Sekretaris Jenderal PAN, Eddy Soeparno, di Kantor DPP PAN, Jakarta, Kamis, 5 Juli 2018.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Romahurmuziy atau Romy mengatakan PAN telah merapat ke koalisi Jokowi untuk Pilpres 2019.
Simak: Ketua Umum PPP Sebut Nama Cawapres Jokowi Sering Beredar di Masyarakat
Eddy menjelaskan situasi PAN saat ini sedang menjajaki komunikasi dengan seluruh partai politik dan tokoh-tokoh yang berpeluang maju di Pilpres 2019. Sehingga, kata dia, tidak mungkin PAN menandatangani sebuah komitmen dukungan dengan siapa pun. Apalagi komitmen tersebut harus melalui keputusan rapat kerja nasional. Sedangkan PAN baru akan mengadakan rakernas pada pekan ketiga Juli.
Menurut Eddy, klaim oleh partai lain bahwa PAN akan bergabung dengan Jokowi adalah karena efek pemilihan kepala daerah atau pilkada serentak beberapa waktu lalu. PAN, kata dia, menuai hasil yang cukup baik dengan memenangkan 102 dari 171 pemilihan. Di antaranya, PAN memenangi 10 dari 17 daerah yang mengadakan pemilihan gubernur. Bahkan dua gubernur merupakan kader PAN. Selain itu, ada juga 27 kader PAN yang memenangi pemilihan di tingkat kabupaten dan kota.
Baca juga: Gerindra Rutin Bertemu PAN dan PKS Bahas Koalisi
Eddy mengatakan PAN baru akan mengumumkan koalisi pada akhir Juli 2018. Partai yang diketuai Zulkifli Hasan itu masih melakukan simulasi terhadap tokoh-tokoh yang berpotensi maju sebagai pasangan calon presiden dan wakil presiden dalam Pilpres 2019. "Kombinasi yang terbaik yang akan kami ajukan kepada partai-partai koalisi yang akan kami ajak bergabung bersama-sama. Karena PAN tidak bisa mengusung sendiri," kata dia.